Kamis, 27 Januari 2011
Senin, 24 Januari 2011
Minggu, 23 Januari 2011
Rabu, 19 Januari 2011
Di Balik Permainan Ini
by Mida Julyanti on Thursday, January 20, 2011 at 10:21am
Seorang ibu guru sedang bersemangat mengajarkan sesuatu kepada murid-muridnya. Ia duduk menghadap murid-muridnya. Di tangan kirinya ada kapur, di tangan kanannya ada pensil. Ibu guru itu berkata, “Saya ada satu permainan… Caranya begini, ditangan kiri saya ada kapur, di tangan kanan ada pensil. Jika saya angkat kapur ini, maka berkatalah “Kapur!”, jika saya angkat pensil ini, maka berkatalah “Pensil!”
Murid muridnya pun mengerti dan mengikuti. Guru berganti-gantian mengangkat antara kanan dan kiri tangannya, semakin lama semakin cepat. Beberapa saat kemudian guru kembali berkata, “Baik sekarang perhatikan. Jika saya angkat kapur, maka sebutlah “Pensil!”, jika saya angkat pensil, maka katakanlah “Kapur!”. Dan diulangkan seperti tadi, tentu saja murid-murid tadi keliru dan kikuk, dan sangat sukar untuk mengubahnya. Namun lambat laun, mereka sudah biasa dan tidak lagi kikuk. Selang beberapa saat, permainan berhenti.
Sang guru tersenyum kepada murid-muridnya. “Murid-murid, begitulah kita umat Islam. Mulanya yang haq itu haq, yang bathil itu bathil. Kita begitu jelas membedakannya. Namun kemudian, musuh musuh kita memaksakan kepada kita dengan perbagai cara, untuk menukarkan sesuatu, dari yang haq menjadi bathil, dan sebaliknya. Pertama-tama mungkin akan sukar bagi kita menerima hal tersebut, tapi karena terus disosialisasikan dengan cara-cara menarik oleh mereka, akhirnya lambat laun kamu akan terbiasa dengan hal itu. Dan anda mulai dapat mengikutinya. Musuh-musuh kamu tidak pernah berhenti membalik dan menukar nilai dan waktu.
“Keluar berduaan, berkasih-kasihan tidak lagi sesuatu yang susah, Zina tidak lagi jadi persoalan, pakaian seksi menjadi hal yang lumrah, tanpa rasa malu, sex sebelum nikah menjadi suatu kebiasaan dan trend, hiburan yang asyik dan panjang sehingga melupakan yang wajib adalah biasa, materialistik kini menjadi suatu gaya hidup dan lain lain.” “Semuanya sudah terbalik. Dan tanpa disadari, anda sedikit demi sedikit menerimanya tanpa rasa ia satu kesalahan dan kemaksiatan. Paham?” tanya Guru kepada murid-muridnya. “Paham guru…”
“Baik permainan kedua…” begitu Guru melanjutkan.
“Ini ada Qur’an,saya akan meletakkannya di tengah karpet. Sekarang anda berdiri diluar karpet. Permainannya adalah, bagaimana caranya mengambil Qur’an yang ada ditengah tanpa menginjak karpet?”
Murid-muridnya berpikir.
Ada yang mencoba alternatif dengan tongkat, dan lain-lain.
Akhirnya Guru memberikan jalan keluar, digulungnya karpet, dan ia ambil Qur’an. Ia memenuhi syarat, tidak menginjak karpet. “Murid-murid, begitulah ummat Islam dan musuh-musuhnya…Musuh-musuh Islam tidak akan menginjak-nginjak anda dengan terang-terang…Kerana tentu anda akan menolaknya mentah mentah. Orang biasapun tak akan rela kalau Islam dihina dihadapan mereka. Tapi mereka akan menggulung anda perlahan-lahan dari pinggir, sehingga anda tidak sadar.
“Jika seseorang ingin membuat rumah yang kuat, maka dibuatlah pondasi yang kuat. Begitulah Islam, jika ingin kuat, maka bangunlah aqidah yang kuat. Sebaliknya, jika ingin membongkar rumah, tentu susah kalau dimulai dgn pondasinya dulu, tentu saja hiasan-hiasan dinding akan dikeluarkan dulu, kursi dipindahkan dulu, Lemari dikeluarkan dulu satu persatu, baru rumah dirobohkankan…”
“Begitulah musuh-musuh Islam menghancurkan kita. Ia tidak akan menghantam terang-terangan, tapi ia akan perlahan-lahan mempengaruhi anda. Mulai dari perangai anda, cara hidup, pakaian dan lain-lain, sehingga meskipun anda muslim, tapi anda telah meninggalkan ajaran Islam dan mengikuti cara yang mereka… Dan itulah yang mereka inginkan.” “Ini semua adalah fenomena Ghazwul Fikri (Perang Pemikiran). Dan inilah yang dijalankan oleh musuh-musuh kita… “
“Kenapa mereka tidak berani terang-terang menginjak-nginjak, bu?” tanya murid-murid.
“Sesungguhnya dahulu mereka terang-terang menyerang, misalnya Perang Salib, Perang Tartar, dan lain-lain. Tapi sekarang tidak lagi.”
“Begitulah Islam… Kalau diserang perlahan-lahan, mereka tidak akan sadar, akhirnya hancur. Tapi kalau diserang serentak terang-terangan, mereka akan bangkit serentak, baru mereka akan sadar”.
“Kalau begitu, kita selesaikan pelajaran kita kali ini, dan mari kita berdoa dahulu sebelum pulang…” Matahari bersinar terik takala anak-anak itu keluar meninggalkan tempat belajar mereka dengan pikiran masing-masing di kepalanya…
Renungilah Sahabat Semua.
Catatan indah Dari Seorang Sahabat...
Selasa, 11 Januari 2011
Jumat, 07 Januari 2011
Hikmah yang bermanfaat...
Begitu banyak nasehat yang dapat kita ambil hikmahnya dalam hidup ini, dan kadang kala nasehat itu tidak hanya kita dapat dari orang yang lebih besar dari kita akan tetapi, setiap orang berhak memberi nasehat kepada siapa saja karna hidup akan terasa tidak lengkap bila hati sudah tidak menerima nasehat yg baik. Dibawa ini ada 24 nasehat. Semoga bisa bermanfaat kepada siapa saja.
1. Jangan tertarik kepada seseorang karena parasnya, sebab keelokan paras dapat menyesatkan. Jangan pula tertarik kepada kekayaannya, karena kekayaan dapat musnah. Tertariklah kepada seseorang yang dapat membuatmu tersenyum, karena hanya senyum yang dapat membuat hari-hari yang gelap menjadi cerah. Semoga kamu menemukan orang seperti itu.
2. Ada saat-saat dalam hidup ketika kamu sangat
merindukan seseorang, sehingga ingin hati menjemputnya
dari alam mimpi dan memeluknya dalam
alam nyata. Semoga kamu memimpikan orang seperti itu.
3. Bermimpilah tentang apa yang ingin kamu impikan,
pergilah ke tempat-tempat kamu ingin pergi, jadilah
seperti yang kamu inginkan, karena
kamu hanya memiliki satu kehidupan dan satu kesempatan
untuk melakukan hal-hal yang ingin kamu lakukan.
4. Semoga kamu mendapatkan kebahagiaan yang cukup
untuk membuatmu baik hati, cobaan yang cukup untuk
membuatmu kuat, kesedihan yang cukup
untuk membuatmu manusiawi, pengharapan yang cukup
untuk membuatmu bahagia dan uang yang cukup untuk
membeli hadiah-hadiah.
5. Ketika satu pintu kebahagiaan tertutup, pintu yang
lain dibukakan. Tetapi acapkali kita terpaku terlalu
lama pada pintu yang tertutup sehingga tidak melihat
pintu lain yang dibukakan bagi kita.
6. Sahabat terbaik adalah dia yang dapat duduk
berayun-ayun di beranda bersamamu, tanpa mengucapkan
sepatah katapun, dan kemudian
kamu meninggalkannya dengan perasaan telah
bercakap-cakap lama dengannya.
7. Sungguh benar bahwa kita tidak tahu apa yang telah
kita miliki sampai kita kehilangannya, tetapi sungguh
benar pula bahwa kita tidak tahu apa yang belum pernah
kita miliki sampai kita
mendapatkannya.
8. Pandanglah segala sesuatu dari kacamata orang lain.
Apabila hal itu menyakitkan hatimu, sangat mungkin hal
itu menyakitkan hati orang itu pula.
9. Kata-kata yang diucapkan sembarangan dapat menyulut
perselisihan. Kata-kata yang kejam dapat menghancurkan
suatu kehidupan. Kata-kata yang diucapkan pada
tempatnya dapat meredakan ketegangan. Kata-kata yang
penuh cinta dapat menyembuhkan dan memberkahi.
10. Awal dari cinta adalah membiarkan orang yang kita
cintai menjadi dirinya sendiri, dan tidak merubahnya
menjadi gambaran yang kita inginkan. Jika tidak, kita
hanya mencintai pantulan diri sendiri yang kita
temukan di dalam dia.
11. Orang-orang yang paling berbahagia tidak selalu
memiliki hal-hal terbaik, mereka hanya berusaha
menjadikan yang terbaik dari setiap hal yang hadir
dalam hidupnya.
12. Mungkin Tuhan menginginkan kita bertemu dengan
beberapa orang yang salah sebelum bertemu dengan orang
yang tepat, kita harus mengerti bagaimana berterima
kasih atas karunia itu.
13. Hanya diperlukan waktu semenit untuk menaksir
seseorang, sejam untuk menyukai seseorang dan sehari
untuk mencintai seseorang tetapi diperlukan waktu
seumur hidup untuk melupakan seseorang.
14. Kebahagiaan tersedia bagi mereka yang menangis,
mereka yang disakiti hatinya, mereka yang mencari dan
mereka yang mencoba. Karena hanya mereka itulah yang
menghargai pentingnya orang-orang yang
pernah hadir dalam hidup mereka.
15. Cinta adalah jika kamu kehilangan rasa, gairah,
romantika dan masih tetap peduli padanya.
16. Hal yang menyedihkan dalam hidup adalah ketika
kamu bertemu seseorang yang sangat berarti bagimu dan
mendapati pada akhirnya bahwa tidak demikian adanya
dan kamu harus melepaskannya.
17. Cinta dimulai dengan sebuah senyuman, bertumbuh
dengan sebuah ciuman dan berakhir dengan tetesan air
mata.
18. Cinta datang kepada mereka yang masih berharap
sekalipun pernah dikecewakan, kepada mereka yang masih
percaya sekalipun pernah dikhianati, kepada mereka
yang masih mencintai sekalipun pernah
disakiti hatinya.
19. Sungguh menyakitkan mencintai seseorang yang tidak
mencintaimu, tetapi yang lebih menyakitkan adalah
mencintai seseorang dan tidak pernah memiliki
keberanian untuk mengutarakan cintamu
kepadanya.
20. Masa depan yang cerah selalu tergantung kepada
masa lalu yang dilupakan, kamu tidak dapat hidup terus
dengan baik jika kamu tidak melupakan kegagalan dan
sakit hati di masa lalu.
21. Jangan pernah mengucapkan selamat tinggal jika
kamu masih mau mencoba, jangan pernah menyerah jika
kamu masih merasa sanggup, jangan pernah mengatakan
kamu tidak mencintainya lagi jika
kamu masih tidak dapat melupakannya.
22. Memberikan seluruh cintamu kepada seseorang
bukanlah jaminan dia akan membalas cintamu ! Jangan
mengharapkan balasan cinta, tunggulah
sampai cinta berkembang di hatinya, tetapi jika tidak,
berbahagialah karena cinta tumbuh dihatimu.
23. Ada hal-hal yang sangat ingin kamu dengar tetapi
tidak akan pernah kamu dengar dari orang yang kamu
harapkan untuk mengatakannya. Namun demikian janganlah
menulikan telinga untuk mendengar dari
orang yang mengatakannya dengan sepenuh hati.
24. Waktu kamu lahir, kamu menangis dan orang-orang di
sekelilingmu tersenyum - jalanilah hidupmu sehingga
pada waktu kamu meninggal, kamu tersenyum dan
orang-orang di sekelilingmu menangis.
Tanda Akhir Zaman: Pilih Kasih Dalam Menebar Salam
Saudaraku, di antara syarat masuk surga ialah wajibnya seseorang memiliki iman. Tanpa iman seseorang tidak bakal berhak masuk surga. Tidak ada orang kafir yang diizinkan Allah masuk surga. Oleh karena itu Allah menggambarkan di dalam Al-Qur’an penyesalan orang kafir di akhirat nanti. Mereka menyesal karena sewaktu di dunia tidak termasuk ke dalam golongan kaum Muslimin alias tidak termasuk orang yang beriman.
رُبَمَا يَوَدُّ الَّذِينَ كَفَرُوا لَوْ كَانُوا مُسْلِمِينَ
”Orang-orang yang kafir itu seringkali (nanti di akhirat) menginginkan, kiranya mereka dahulu (di dunia) menjadi orang-orang muslim.” (QS Al-Hijr ayat 2)
Di dalam sebuah hadits Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam menyebutkan secara jelas bahwa seseorang tidak bakal masuk surga jika tidak beriman. Uniknya hadits ini dilanjutkan dengan penjelasan berikutnya mengenai syarat seseorang dikatakan beriman itu apa. Ternyata di antara syarat orang dikatakan beriman ialah jika ia mengembangkan jiwa kasih-sayang terhadap sesama orang beriman lainnya. Dan berikutnya Nabi shollallahu ’alaih wa sallam menjelaskan bahwa untuk mengembangkan kasih-sayang di antara sesama mukmin ialah membiasakan diri untuk mengucapkan salam di antara mukmin satu sama lain.
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا تَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ
حَتَّى تُؤْمِنُوا وَلَا تُؤْمِنُوا حَتَّى تَحَابُّوا أَوَلَا أَدُلُّكُمْ
عَلَى شَيْءٍ إِذَا فَعَلْتُمُوهُ تَحَابَبْتُمْ أَفْشُوا السَّلَامَ بَيْنَكُمْ
Bersabda Rasulullah shollollahu ’alaihi wa sallam: “Kalian tidak bakal masuk surga sebelum kalian beriman. Dan kalian tidak dikatakan beriman sebelum kalian saling mengasihi satu sama lain. Maukah kalian aku tunjukkan suatu perkara yang bila kalian kerjakan bakal menyebabkan kasih sayang di antara kalian? Sebarkan ucapan salam di antara kalian.” (HR Muslim)
Jadi, kebiasaan mengucapkan salam (yaitu lengkapnya berupa ucapan Assalaamu’alaikum wa rahmatullaahi wabarakaatuh) merupakan suatu anjuran langsung dari Nabi Muhammad. Ia bukanlah sekedar basa-basi atau produk budaya bangsa Arab. Bahkan dengan demikian ia bisa dikatakan termasuk salah satu bentuk kegiatan beribadah seorang mukmin kepada Allah. Oleh karenanya dalam kesempatan lain Nabi shollallahu ’alaih wa sallam menegaskan agar dalam melakukannya janganlah seorang Muslim bersikap diskriminatif alias pilih-kasih. Ucapan salam merupakan hak sesama orang beriman siapapun dia, baik yang dikenal maupun tidak, baik itu tetangga dekat maupun jauh, baik itu sesuku-bangsa maupun tidak, baik itu tua ataupun muda, baik itu saudara dekat maupun jauh atau baik itu satu organisasi maupun tidak.
أَنَّ رَجُلًا سَأَلَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ الْإِسْلَامِ خَيْرٌ
قَالَ تُطْعِمُ الطَّعَامَ وَتَقْرَأُ السَّلَامَ عَلَى مَنْ عَرَفْتَ وَمَنْ لَمْ تَعْرِفْ
Seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah saw., "Islam manakah yang lebih baik?" Beliau bersabda, "Kamu memberikan makanan dan mengucapkan salam atas orang yang kamu kenal dan tidak kamu kenal." (HR Bukhary)
Dengan penegasan di atas berarti ucapan salam sesama mukmin bersifat universal. Dimanapun, kapanpun dan dengan siapapun asalkan itu sesama mukmin, maka kita sepatutnya menebar ucapan salam.
Maka, saudaraku, marilah kita patuhi anjuran Nabi yang satu ini secara murni dan konsekuen. Marilah kita biasakan diri dan keluarga untuk senantiasa menebar salam kepada sesama saudara mukmin tanpa pilih-kasih. Sebab hal itu menjadi indikasi kedalaman jiwa kasih-sayang yang kita miliki terhadap sesama orang beriman. Dan kedalaman jiwa kasih-sayang tersebut mengindikasikan kedalaman iman kita. Dan kedalaman iman kita pada gilirannya akan menjadi penyebab kita berhak masuk surga Allah ta’aala. Siapa yang tidak ingin masuk surga? Tentu kita semua sangat berambisi masuk surga.
Namun di zaman penuh fitnah dewasa ini tidak jarang jiwa kasih-sayang kita mengalami erosi. Hubungan antar sesama menjadi sangat formal dan kaku, bahkan seringkali dingin dan tanpa melibatkan perasaan cinta. Kemudian tanpa kita sadari iman-pun menipis. Dan iman yang menipis itu tercermin-lah kualitas dan kebiasaan kita menebar salam. Sehingga ada sebagian kita yang menebar salam dengan syarat. Bila seseorang yang dia jumpai itu satu kelompok, organisasi, jama’ah, pergerakan, partai dengan dirinya, barulah dengan semangat dia sebar salam. Namun jika tidak, maka dengan berat hati dia menebar ucapan salam, bahkan terkadang salam-pun tidak diucapkan sama sekali. Na’udzubillaahi min dzaalika.
Oleh karena itu Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam memperingatkan kita bila keadaan seperti ini muncul berarti kita seperti mempercepat datangnya kiamat. Bilamana sesama orang beriman sudah mulai berlaku diskriminatif dalam menebar salam, berarti itu termasuk di antara tanda-tanda dekatnya hari Kiamat.
إن من أشراط الساعة أن يكون السلام للمعرفة
“Sesungguhnya di antara tanda-tanda Kiamat ialah bilamana ucapan salam hanya disampaikan kepada orang yang dikenal.” (HR Abdurrazzaq)
Ya Allah, jadikanlah kami orang-orang yang saling mencinta hanya karena Engkau. Jadikanlah kami orang-orang yang tidak bakhil dalam menebar ucapan salam kepada sesama saudara seiman kami sebagaimana disunnahkan oleh RasulMu, Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam. Amin ya Rabb.-
Oleh M. Ihsan Tanjung / eramuslim.com
KETIKA CINTA BERBUAH SURGA
Alam semesta tercipta karena Cinta
Begitu pula halnya manusia di Dunia
Tercipta karena adanya kasih Sang Pencipta
Terwujud karna pesona keagungan Sang pecinta
Ketika Cinta menghapus duka dalam jiwa
Kegelisahan hilang dalam sekejap saja
Ketika Cinta menunjukkan cahaya surga
Kehidupan dunia terasa begitu berharga
Tiada manusia yang terlepas dari cinta
Tiada makhluk yang hidup tanpa cinta
Karena Cinta adalah fitrah bagi manusia
Yang percaya akan kekuasaan Allah SWT
Banyak orang yang buta karena cinta
Banyak manusia yang terlena karena cinta
Inilah realita kehidupan umat manusia
Memiliki hati yang senantiasa berubah ubah
Begitu pula halnya manusia di Dunia
Tercipta karena adanya kasih Sang Pencipta
Terwujud karna pesona keagungan Sang pecinta
Ketika Cinta menghapus duka dalam jiwa
Kegelisahan hilang dalam sekejap saja
Ketika Cinta menunjukkan cahaya surga
Kehidupan dunia terasa begitu berharga
Tiada manusia yang terlepas dari cinta
Tiada makhluk yang hidup tanpa cinta
Karena Cinta adalah fitrah bagi manusia
Yang percaya akan kekuasaan Allah SWT
Banyak orang yang buta karena cinta
Banyak manusia yang terlena karena cinta
Inilah realita kehidupan umat manusia
Memiliki hati yang senantiasa berubah ubah
"Petuah Sayyidina Utsman bin Affan Radhiyallahu'Anhu."
Orang mukmin bisa merasa cemas karena enam hal, Yaitu:
1. Cemas (takut kepada Allah), khawatir jikalau sewaktu-waktu Allah mencabut kenikmatan iman.
2. Cemas akan malaikat hafadhah (pencatat), takut mereka mencantumkan amal yang dapat mempermalukan diri pada hari kiamat.
3. Cemas akan setan, takut seandainya ulah mereka menjadi sebab terhapusnya segala amal kebaikan diri.
4. Cemas akan malaikat maut, takut tiba-tiba nyawa dicabut, sedang diri tengah lengah atau lupa.
5. Cemas akan gemerlap dunia, takut diri terbujuk, terpukau, sehingga lupa kehidupan akhirat.
6. Cemas akan keluarga, takut terlalu disibukkan oleh mereka, sehingga lupa dari mengingat Allah ‘azza wa jalla.
*Dikutip dari kitab Nasha-ihul ‘Ibad (Syihabuddin Ahmad bin Hajar al-’Asqalani)
TEH
Hati-hati Dengan Teh Celup
Buat yang pernah berkunjung ke pabrik kertas/pulp, mungkin tahu bahwa chlorine ini adalah senyawa kimia yang sangat jahat dengan lingkungan dan manusia, khususnya dapat menyerang syaraf dsb! Dari kejauhan pabrik mudah dilihat jika ada asap berwarna kuning yang mengepul dari pabrik, itu bukan asap biasa tapi chlorine gas.Makanya industri ini mendapat serangan hebat dari LSM lingkungan karena hal di atas disamping juga masalah kehutanan. Kertas terbuat dari bubur pulp yang berwarna coklat tua kehitaman. Agar serat berwarna putih, diperlukan sejenis bahan pengelantang (sejenis rinso/baycline) senyawa chlorine yang kekuatan sangat keras sekali!
Kertas sama dengan kain, karena memiliki serat. Kalau anda mo uji bener apa tidaknya, silahkan coba nanti malam bawa tissue ke Studio East (diskotek) atau ke studio foto, lihatlah tissue akan mengeluarkan cahaya saat kena sinar ultraviolet dari lampu disco! Berarti masih mengandung chlorine tinggi.
Kalau di negara maju, produk ini harus melakukan proses Neutralization dgn biaya cukup mahal agar terbebas dari chlorine dan dapet label kesehatan.
Tissue atau kertas makanan dari negera maju yang dapet label Depkesnya tidak bakalan mengeluarkan cahaya tsb saat kena UV. Kertas rokok sami mawon, bahkan ada calsium carbonat agar daya bakarnya sama dengan tembakau dan akan terurai jadi CO saat dibakar. Di Indonesia tidak ada yang kontrol, jadi harap berhati-hati.
Please protect your families! Minumlah Teh, Bukan Klorin.
Saran:
Kembali minum teh tubruk ala kampung lagi, merokok dengan daun atau cangklong lagi, atau for advance tinggalkan Rokok sama sekali
Anda gemar minum teh? Dan, sebagai manusia modern Anda tentu suka segala sesuatu yang praktis, kan ? Nah, Anda tentu sering minum teh menggunakan teh celup. Selain karena suka rasa teh, mungkin Anda minum teh karena yakin akan berbagai khasiat teh. Misalnya, teh merah untuk relaksasi, teh hitam untuk pencernaan, atau teh hijau untuk melangsingkan tubuh. Namun, apa Anda terbiasa mencelupkan kantong teh celup berlama-lama?
Mungkin, pikir Anda, semakin lama kantong teh dicelupkan dalam air panas, makin banyak khasiat teh tertinggal dalam minuman teh… Padahal, yang terjadi justru sama sekali berbeda! Kandungan zat klorin di kantong kertas teh celup akan larut. Apalagi jika Anda mencelupkan kantong teh lebih dari 3 – 5 menit.
Klorin atau chlorine, zat kimia yang lazim digunakan dalam industri kertas. Fungsinya, disinfektan kertas, hingga kertas bebas dari bakteri pembusuk dan tahan lama. Selain itu, kertas dengan klorin memang tampak lebih bersih. Karena disinfektan, klorin dalam jumlah besar tentu berbahaya. Tak jauh beda dari racun serangga. Banyak penelitian mencurigai kaitan antara asupan klorin dalam tubuh manusia dengan kemandulan pada pria, bayi lahir cacat, mental terbelakang, dan kanker.
Nah, mulai sekarang, jangan biarkan teh celup Anda tercelup lebih dari 5 menit. Atau, kembali ke cara yang sedikit repot, gunakan daun teh.
All About AUTHISM
Mengenali Gejala Autisme
Pelototi Lima ‘Bendera Merah’ Ini
Perilaku khas gangguan spektrum autisme bisa atau belum muncul pada masa bayi (18 – 24 bulan), tetapi umumnya sudah tampak jelas selama masa kanak-kanak awal (2 – 6 tahun).
Apabila Anda rutin datang ke dokter spesialis anak (bukan hanya ketika anak sakit saja), dokter tentu melakukan ‘uji perkembangan.’ Ia akan mengajukan pertanyaan-pertanyaan khusus tentang kemajuan bayi Anda. Ikatan Dokter Anak Indonesia – juga Lembaga Nasional untuk Kesehatan Anak dan Perkembangan Manusia di Amerika serta asosiasi dokter spesialis anak lain di negara-negara lain – menyebutkan ada lima perilaku yang menandakan bahwa anak Anda perlu evaluasi atau tes yang lebih mendalam:
O tidak mengoceh atau mendekut pada umur 1 bulan
O tidak menunjukkan bahasa tubuh (menunjuk, melambai, meraih) pada umur 12 bulan
O tidak mengucapkan satu pun kata pada umur 16 bulan
O tidak mengucapkan sendiri frasa yang terdiri atas dua kata pada umur 24 bulan
O mengalami kehilangan kecakapan bahasa atau sosial pada umur berapa pun.
Mengalami lima ‘bendera merah’ ini bukan berarti anak Anda menderita autisme. Tetapi karena ciri-ciri gangguan ini sangat banyak, maka seorang anak yang menunjukkan salah satu perilaku ‘bendera merah’ di atas harus diperiksa dengan lebih seksama oleh tim yang terdiri atas profesional dari berbagai bidang. Siapa saja? Dokter ahli syaraf, psikolog, dokter spesialis anak dengan kekhususan perkembangan, terapis wicara/bahasa, konsultan belajar, atau profesional lain yang punya pengetahuan tentang autisme.
Mengenali Gejala Sesuai Usia
Meskipun sulit, tanda dan gejala autisme sudah bisa diamati pada anak kategori usia sbb:
Usia 0 - 6 bulan: bayi akan tampak terlalu tenang (jarang menangis), terlalu sensitif, gerakan tangan dan kaki berlebihan terutama bila mandi, tidak ditemukan senyum sosial, tidak ada kontak mata di atas umur 3 bulan, perkembangan motorik halus/kasar sering tampak normal, sulit bila digendong, dan menggigit tangan dan kaki orang secara berlebihan.
Usia 6-12 bulan: kaku bila digendong, tak mau bermain permainan sederhana semisal "ciluk-ba", "da-da", tidak mengeluarkan kata, tidak tertarik pada boneka, memperhatikan tangannya sendiri, dan terdapat keterlambatan dalam perkembangan motor kasar/halus.
Usia 2-3 tahun: tidak tertarik untuk bersosialisasi dengan anak lain, melihat orang sebagai "benda", kontak mata terbatas, tertarik pada benda tertentu, dan kaku bila digendong.
Usia 4-5 tahun: sering didapatkan membeo, mengeluarkan suara yang aneh (nada tinggi atau datar), marah bila rutinitas yang seharusnya berubah, menyakiti diri sendiri (membenturkan kepala), dan gampang marah bila kemauan tidak dituruti atau agresif.
Gejala-gejala Ikutan Autisme
Para penderita autisme kadang-kadang menunjukkan gejala-gejala tertentu yang muncul sesuai perkembangan usianya. Sangatlah penting untuk tidak mencampuradukkan gejala yang timbul belakangan ini sebagai hal primer atau pokok. Bagaimana pun juga, gejala itu hanya bersifat sekunder dibandingkan sindroma autisme itu sendiri.
Apa saja sih gejala ikutan atau simptomatologi itu? Antara lain, gangguan obsesif-kompulsif (OCD), gangguan bipolar, depresi, gangguan kecemasan, epilepsi, dan gangguan kurang perhatian/hiperaktivitas (ADHD).
Berikut ini daftar gangguan/sindroma yang muncul sebagai perilaku yang serupa dengan gangguan autisme dan/atau menjadi lebih nyata (gampang terlihat) pada individu-individu penderita autisme:
- sindroma Cornelia deLange
- sindroma Tourette
- sindroma Fragile X
- sindroma Williams
- sindroma Down
- Tuberous Sclerosis
- sindroma Landau-Kleffner (tuli)
- sindroma Rubella Kongenital (seperti yang dialami tokoh Helen Keller yang menderita buta dan tuli)
- Phenylketonuria (PKU) yang tak dirawat
- sindroma Kluver-Bucy
- sindroma Prader-Willi
- sindroma Lesch-Nyhan.
Gangguan Inderawi
Anak autis memiliki ambang batas penerimaan bunyi yang lebih rendah dibandingkan anak normal. Mereka kerap menutup telinga jika mendengar suara keras, seperti petasan, sirine atau gonggongan anjing.
Indera peraba juga lebih sensitif. Sentuhan yang menurut orang normal tidak terasa menyakitkan maka mungkin saja terasa berbeda bagi penderita autis. Karenanya mereka menolak untuk disentuh, karena sentuhan kerap terasa menyakitkan bagi mereka.
Kejang-Kejang
Kejang atau konvulsi merupakan gerakan otot yang kuat dan tidak terkontrol datang secara tiba-tiba. Gejalanya, tidak sadar, mata terbalik ke atas, kedua kaki dan tangan kaku kemudian timbul gerakan kejutan yang kuat selama beberapa detik hingga menit. Setelah sadar dapat menyebabkan mual muntah pusing dan mengantuk hingga tertidur.
Kelainan genetik pada sel otak dapat mengakibatkan kejang-kejang. Jadi gangguan penyerta yang akan muncul sesuai dengan fungsi otak yang terganggu.
Retardasi Mental
Penyebab kelainan mental ini adalah faktor genetika atau tak jelas sebabnya (simpleks). Keduanya disebut retardasi mental primer. Sedangkan faktor sekunder disebabkan oleh faktor luar yang berpengaruh terhadap otak bayi waktu dalam kandungan atau anak-anak.
Faktor luar ini antara lain infeksi jaringan otak, keracunan kehamilan, ruda paksa sebelum lahir, serta gangguan pertumbuhan akibat kurang gizi berat dan lama. Penyebab lainnya adalah gangguan jiwa pada masa anak-anak dan kurangnya rangsangan sosial dari lingkungan.
Berat-ringannya retardasi mental tergantung tingkat kecerdasan anak, kemampuan dididik, dan kemampuan sosial atau kerja.
Para penderita biasanya ditangani dengan pemberian pendidikan dan latihan khusus. Pendidikan itu didapat dari sekolah luar biasa, terutama untuk taraf retardasi sedang hingga sangat berat. Obat-obatan hanya diberikan bila anak gelisah dan terlalu aktif. Di samping pendidikan bagi penderita, pihak keluarganya perlu pula diberikan konseling untuk keberhasilan pengobatan.
Sindroma Fragile X
Sindroma X yang rapuh (sindroma Martin-Bell, Fragile X syndrome) adalah kelainan genetika yang ditandai dengan keterbelakangan mental, yang disebabkan perubahan pada rantai panjang kromosom X. Gejalanya antara lain kesulitan belajar, menghindari kontak mata, mengucapkan kata berulang atau senantiasa bersikap kasar. Sedangkan secara fisik ciri-ciri yang dimunculkan antara lain dahi dan telinga yang lebar serta rahang yang menonjol.
Tuberous Sclerosis
Penyakit ini juga disebabkan kelainan genetika, yaitu dihasilkannya protein harmatin dan tuberin oleh tubuh. Kedua protein ini tidak dihasilkan oleh tubuh orang normal.
Harmatin dan tuberin mengakibatkan pengapuran daerah-daerah tertentu otak. Semakin banyak protein tersebut dihasilkan, kemungkinan pengapuran serta kemunduran atau gangguan fungsi otak juga lebih besar.
Gabungan dari gejala yang ada dapat menyebabkan hambatan perkembangan, kejang, gangguan perilaku, ketidak-normalan pada kulit, penyakit paru serta ginjal.
Penderita autis dengan gangguan penyerta tuberous sclerosis ini menampilkan ciri-ciri fisik tertentu, seperti wajah kotak dengan dagu memanjang, jidat memanjang, hidung melebar, langit-langit rongga mulut yang melengkung tinggi, dan telinga yang besar dan menggantung.
Untuk mengurangi produksi protein harmatin dan tuberin dalam tubuh belum dapat dilakukan melalui obat karena memang belum ada obat yang dapat mengurangi atau menghilangkan produksi kedua protein tersebut. Maka hal yang dapat dilakukan adalah dengan mengatur asupan makanan melalui diet khusus protein.
Gejala Utama Autisme: Kelemahan Interaksi Sosial
Apa Sih ‘Gangguan Perkembangan Pervasif’ Itu?
Gangguan Perkembangan Pervasif (PDD) adalah istilah yang banyak dipakai kalangan profesional untuk merujuk pada anak-anak dengan autisme dan gangguan-gangguan terkait lainnya. Akan tetapi, para pakar memang belum sepakat mengenai label PDD ini.
Diagnosis PDD, termasuk autisme atau gangguan perkembangan lainnya, dilandaskan pada Pedoman dan Diagnostik Gangguan Jiwa Edisi ke empat (PPDGJ-IV). PPDGJ sendiri adalah versi Indonesia dari Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders - Fourth Edition (DSM-IV) yang diterbitkan oleh the American Psychiatric Association (di Indonesia, setara dengan Ikatan Sarjana Psikologi Indonesia dan Ikatan Dokter Jiwa Indonesia).
Menurut DSM-IV, istilah PDD bukanlah satu diagnosis khusus, melainkan satu istilah payung. Di bawah golongan inilah akan ditegakkan beberapa diagnosis khusus.
Apa sih perlunya label diagnostik? Penggolongan ini dipakai untuk menunjukkan kesamaan-kesamaan di antara banyak individu. Gejala utama autisme lah yang membedakannya dari sindroma dan/atau kondisi lainnya. Lalu, apa gejala utama autisme? “Kecacatan mendasar dalam interaksi sosial” (Frith, 1989).
Diagnosis autisme menunjukkan adanya kelemahan dalam kecakapan komunikasi dan sosial, serta kurangnya serangkaian minat dan aktivitas. Karena tidak ada tes medis untuk menentukan ada tidaknya autisme atau PDD lainnya, maka diagnosis autisme didasarkan atas ada atau tidak adanya serangkaian perilaku tertentu. Misalnya, seorang anak didiagnosis mengalami PDD-NOS jika ia menunjukkan beberapa perilaku yang tampak dalam autisme, tetapi tidak memenuhi seluruh kriteria autisme. Tapi yang terpenting, apakah seorang anak didiagnosis menderita PDD (seperti autisme) atau PDD-NOS, perawatannya akan serupa.
Autisme adalah suatu spektrum gangguan, dengan gejala-gejala mulai dari ringan sampai berat. Sebagai suatu spektrum gangguan, tingkat keterlambatan perkembangan tiap anak sangatlah individual.
Kalau diagnosisnya PDD-NOS, alih-alih autisme, maka sang dokter atau psikolog yang mendiagnosisnya harus dengan jelas merinci perilaku-perilaku yang tampak. Hasil atau laporan evaluasi ini akan lebih berguna jika disebutkan secara spesifik, sehingga di kemudian hari bisa dipakai kembali oleh orangtua atau dokter lainnya untuk kepentingan evaluasi berikutnya.
Idealnya, bukan hanya dokter atau psikolog saja yang menegakkan diagnosis autisme, melainkan sekumpulan profesional. Tim ini tak hanya terbatas pada psikiater atau psikolog saja, tetapi juga ahli patologi wicara, dokter anak khusus perkembangan, dan dokter ahli syaraf. Bahkan orangtua dan guru juga perlu dilibatkan karena mereka memiliki informasi untuk membantu diagnosis anak tersebut. Peranan orangtua sangat penting untuk membantu diagnosis karena orangtua akan memberi informasi mengenai kronologi perkembangan anak, sehingga orangtua harus dilibatkan dalam melakukan diagnosis.
Jauh lebih penting, orangtua musti lebih peduli untuk menemukan perawatan pendidikan yang tepat bagi anaknya, sesuai kebutuhan anaknya, daripada menghabiskan usaha untuk mendapatkan diagnosis yang sempurna. Program-program yang dirancang khusus untuk anak autis akan jauh lebih bermanfaat. Sebaliknya, label PDD juga bisa membuat anak itu tidak mendapatkan perawatan dan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhannya.
Berikut ini kode penggolongan PDD menurut DSM-IV, beserta penjelasan singkatnya (lebih lengkapnya, baca halaman 9 dan 10):
- Autistic Disorder (299.00 DSM-IV)
- Asperger’s Disorder (299.80 DSM-IV)
- Rett’s Disorder (299.80 DSM-IV)
- Childhood Disintegrative Disorder (299.10 DSM-IV)
- PDD-NOS (299.80 DSM-IV).
10 Langkah Penting Setelah Anak Anda Didiagnosis Menderita Autisme
Identifikasi Dini Bisa Perbaiki Fungsi Sosial dan Komunikasi Penderita
Bila seorang anak kecil berkata, “Aku sayang kepada Mama/Papa,” rasanya mustahil menemukan ada yang tidak beres di dunia.
Diagnosis Autisme
Tidak ada tes medis untuk mendiagnosis autisme. Diagnosis akurat harus berdasarkan pengamatan terhadap komunikasi, perilaku dan tingkat perkembangan individu. Namun, karena banyak perilaku yang berkaitan dengan autisme juga muncul pada gangguan-gangguan lainnya, maka berbagai tes medis bisa dilakukan untuk mengeluarkan atau mengidentifikasi kemungkinan penyebab dari gejala-gejala yang ditunjukkan.
Selintas, penderita autisme bisa tampak seperti mengalami keterbelakangan mental, gangguan perilaku, masalah pendengaran, atau bahkan perilaku ganjil dan eksentrik. Masalah semakin rumit karena kondisi-kondisi itu bisa terjadi bersamaan dengan autisme. Namun, sangat penting membedakan autisme dari kondisi lainnya. Mengapa? Karena diagnosis yang akurat dan identifikasi dini bisa memberikan dasar untuk mengembangkan program perawatan dan pendidikan yang tepat dan efektif.
Pengamatan singkat dalam satu situasi saja tidak bisa memberikan gambaran sesungguhnya dari perilaku dan kemampuan individu. Masukan orangtua – pengasuh serta guru – dan riwayat perkembangannya sangatlah penting untuk menegakkan diagnosis yang akurat.
Mengapa Identifikasi Dini Sangat Penting
Riset menunjukkan bahwa deteksi dini sangat berhubungan dengan perbaikan-perbaikan dramatis pada anak penderita autisme. Semakin dini seorang anak didiagnosis, semakin cepat pula anak ini bisa merasakan manfaat salah satu dari banyak perawatan dan pendidikan spesial.
Ikatan Dokter Anak Amerika merekomendasikan semua anak dites autisme oleh dokter keluarga dua kali sebelum umur dua tahun; yaitu pada umur 18 bulan dan 24 bulan. Para dokter juga menyarankan agar perawatan sudah dimulai walau diagnosis autisme baru berupa dugaan; tidak perlu menunggu sampai diagnosis formal.
Intervensi dini ini sangat penting. Anak-anak yang menerima terapi intensif bisa menunjukkan perbaikan luar biasa dalam seluruh fungsinya dan memiliki kehidupan yang produktif.
Alat-alat Tes dan Screening
Walaupun tidak ada tes komunikasi atau perilaku yang bisa mendeteksi autisme, namun ada beberapa alat uji yang sudah dikembangkan untuk mendiagnosis autisme:
- Sistem pemeringkatan CARS (Childhood Autism Rating Scale), yang dikembangkan oleh Eric Schopler pada awal 1970an, yang berdasar pada pengamatan perilaku. Dengan menggunakan skala 15 titik, dokter/psikolog bisa menilai hubungan anak dengan orang-orang lain, penggunaan tubuh, adaptasi pada perubahan, respon pendengaran, dan komunikasi verbal.
- Daftar Autisme pada Balita (CHAT) dipakai untuk menyaring autisme pada umur 18 bulan. Dikembangkan oleh Simon Baron-Cohen pada awal 1990an untuk melihat apakah autisme dapat dideteksi pada anak-anak kecil yang masih berumur 18 bulan. Alat uji ini memakai kuesioner pendek yang terdiri atas dua bagian: satu diisi oleh orangtua, yang lain oleh dokter anak.
- Kuesioner Penyaringan Autisme adalah skala dengan 40 pertanyaan yang dipakai untuk anak berumur empat tahun atau lebih tua. Alat ini menilai kecakapan komunikasi dan fungsi sosial.
- Ujian Saringan untuk Autisme pada Anak Umur Dua Tahun dikembangkan oleh Wendy Stone di Vanderbilt. Ia memakai pengamatan langsung untuk mempelajari ciri-ciri perilaku pada anak-anak di bawah umur dua tahun. Ia mengidentifikasi tiga bidang kecakapan yang menunjukkan autisme: bermain, peniruan motorik, dan rendahnya perhatian.
Tak peduli siapa yang pertama kali menduga anak Anda menderita autisme – Anda sendiri atau dokter keluarga – anak Anda harus dirujukkan kepada profesional yang memang spesialisasinya mendiagnosis gangguan spektrum autisme. Dia bisa seorang dokter spesialis anak dengan kekhususan perkembangan, seorang psikiater atau psikolog, dan profesional lain yang mampu mengamati dan melakukan tes dalam bidang-bidang khusus pada anak Anda.
Tim penilai dari berbagai bidang itu bisa mencakup semua atau beberapa dari profesional berikut ini (mereka juga mungkin terlibat dalam program perawatannya):
- Dokter spesialis anak, dengan kekhususan perkembangan – merawat masalah kesehatan dari anak-anak yang mengalami masalah atau keterlambatan perkembangan.
- Psikiater anak – seorang dokter spesialis kesehatan jiwa yang terlibat dalam diagnosis awal. Ia juga bisa memberikan resep obat dan membantu penyesuaian emosional, perilaku dan hubungan sosial anak Anda.
- Psikolog klinis – psikolog dengan spesialisasi masalah-masalah klinis. Ia akan membantu Anda memahami sifat dan dampak keterlambatan perkembangan, termasuk gangguan spektrum autisme. Ia melakukan tes psikologis dan penilaian, serta membantu dengan terapi modifikasi perilaku dan pelatihan kecakapan sosial.
- Terapis okupasional – berfokus pada kecakapan-kecakapan praktis agar anak bisa menolong dirinya sendiri yang penting dalam kehidupan sehari-hari, seperti berpakaian dan makan. Ia juga membantu dalam hal integrasi panca indra, koordinasi gerakan, dan kecakapan motorik halus.
- Terapis fisik – membantu memperbaiki penggunaan tulang, otot, persendian, dan syaraf untuk mengembangkan kekuatan otot, kecakapan motorik dan koordinasi.
- Terapis wicara/bahasa – terlibat dalam perbaikan kecakapan komunikasi, termasuk ujaran dan bahasa.
- Pekerja sosial - bisa memberikan jasa konseling atau bertindak sebagai manajer yang membantu mengatur perawatan dan jasa-jasa lainnya.
Pentingnya Kerjasama Orangtua dan Para Profesional
Orangtua dan para profesional sangat perlu bekerjasama demi kesejahteraan anak. Anda tak bisa menyerahkan segalanya kepada dokter. Memang para profesional itu akan menggunakan pengalaman dan pendidikannya untuk merekomendasikan perawatan-perawatan yang terbaik bagi anak Anda. Namun Anda memiliki pengetahuan unik mengenai kebutuhan dan kemampuan anak Anda sendiri yang juga harus dipertimbangkan agar perawatan atau terapi itu lebih individual, lebih sesuai bagi anak Anda.
Nah, kalau program perawatan sudah disusun, komunikasi antara orangtua dan profesional harus terus dijalankan, khususnya dalam memantau kemajuan si anak. berikut ini panduan untuk bekerjasama dengan para profesional:
- Dapatkan informasi sebanyak-banyaknya. Belajar sebanyak mungkin tentang kekurangan anak Anda sehingga Anda bisa menjadi peserta aktif dalam menentukan perawatannya. Jika Anda tidak memahami istilah-istilah yang dipakai oleh para profesional, segera tanyakan. Minta penjelasan. Jangan berpura-pura sok tahu. Jangan pedulikan kalau sang profesor atau doktor bilang, “begitu saja tidak tahu!” Mereka juga punya kewajiban untuk memberitahukannya kepada Anda.
- Selalu siap siaga. Persiapkan dengan matang setiap pertemuan dengan dokter, terapis dan guru. Tuliskan daftar pertanyaan dan kekhawatiran Anda. Kemudian catatlah jawaban-jawaban mereka.
- Teratur senantiasa. Banyak orangtua yang merasakan manfaat luar biasa dari menuliskan semua rincian tentang diagnosis anak mereka dan semua perawatannya, serta setiap pertemuan dengan profesional.
- Berkomunikasi terbuka. Pastikan untuk selalu membuka komunikasi – tak peduli bagaimana situasinya. Jika Anda tidak sepakat dengan saran dokter atau profesional lainnya, utarakan dan jelaskan secara rinci ketidaksetujuan Anda.
Kerap, masa setelah diagnosis merupakan waktu yang sangat sulit bagi seluruh anggota keluarga. Penuh dengan rasa bingung, marah dan kesedihan. Itu semua perasaan yang normal. Tetapi masih ada kehidupan menunggu setelah diagnosis autisme ditegakkan.
Hidup bisa menjadi luar biasa indah bagi seorang anak yang menderita autisme dan semua orang yang punya hak istimewa mengenal anak ini. Meskipun tidak selalu mudah, namun Anda bisa belajar membantu anak Anda menemukan dunia yang menarik dan penuh kasih sayang.
Buku “Understanding Autism for Dummies” (Wiley Publishing, Inc., 2006) yang ditulis oleh Dr. Stephen M. Shore dan Linda G. Rastelli, MA, menyebutkan sepuluh langkah penting yang perlu diambil oleh keluarga setelah mengetahui anaknya menderita autisme.
- Belajar dan membaca sebanyak mungkin. Walaupun informasi yang tersedia seperti membanjir, namun semakin banyak yang Anda baca dan pertimbangkan, semakin mudah bagi Anda untuk memahami informasi baru. Akan tetapi, selalu pertimbangkan setiap sumber informasi yang Anda dapatkan. Dan jangan fokus hanya pada satu jenis intervensi atau terapi; tidak ada satu jenis perawatan yang cocok untuk semua anak. Anda perlu menemukan sendiri kombinasi yang tepat bagi anak Anda.
- Berjejaring dengan keluarga lain. Banyak keluarga yang dalam kondisi serupa bisa saling memberikan dukungan. Aktiflah dalam komunitas autisme dengan menghadiri pertemuan-pertemuan penguatan atau seminar untuk bertemu dengan orangtua lain yang juga tengah berjuang. Mereka tentu senang membagi pengalamannya. Kunjungi pula situs-situs komunitas dan pusat penelitian autisme; biasanya di sana juga disediakan daftar kelompok-kelompok pendukung dan berbagai organisasi yang terkait dengan autisme.
- Tes, tes, dan tes. Periksakan anak Anda sejak dini untuk mendapatkan gambaran dasar kondisinya. Gambaran jelas soal kondisi biologis anak Anda akan memberikan peta arah perawatan dan terapi sesudahnya. Jika Anda tidak sanggup membiayai semua tes yang dibutuhkan, prioritaskan dengan bantuan dokter Anda.
- Mencari sumber-sumber bantuan keuangan. Autisme bisa dengan cepat menyedot sumber daya keuangan Anda. Namun bersyukurlah ada beberapa lembaga yang bisa membantu Anda. Kalau sulit mendapatkan bantuan dari lembaga lokal atau nasional, coba ajukan permohonan lewat lembaga asing. Sayangnya, kebanyakan asuransi kesehatan di Indonesia tidak memasukkan autisme maupun spektrum PDD dalam polis mereka.
- Mempertimbangkan perubahan gaya hidup secara mendasar. Karena perawatan autisme bisa sangat mempengaruhi keuangan Anda, sebaiknya Anda melakukan revolusi, seperti berpindah kerja atau pindah ke rumah yang lebih kecil. Pengorbanan jangka pendek juga perlu dilakukan agar ada biaya untuk merawat anak Anda. Juga, kalau Anda punya suami/istri, perlu diatur pembagian kerja dan tanggung jawab merawat anak Anda. Perawatan autisme membutuhkan pengorbanan, namun kerja keras Anda akan berbuah. Banyak orangtua yang senasib dengan Anda dengan senang hati menceritakan bahwa ganjaran emosionalnya melihat perkembangan anak Anda akan bertahan jauh lebih lama daripada sekadar hobi atau rumah Anda.
- Menyusun program pendidikan/perilaku di rumah. Bila Anda sanggup membiayainya, program terstruktur satu guru-satu anak yang fokus pada perilaku dan pendidikan akan sangat membantu masa depan anak Anda. Program satu guru-satu anak ini umumnya paling berhasil untuk kebanyakan anak. Pastikan bahwa programnya punya reputasi yang sangat bagus serta sesuai dengan tujuan dan harapan Anda. Anda dan konsultan/guru sebaiknya menandatangani kontrak yang menyatakan siapa bertanggung jawab akan hal apa.
- Memulai terapi. Anda mungkin akan dirujukkan ke dokter spesialis lain atau terapis lain, termasuk terapi fisik, okupasional, dan wicara. Terapi ini akan membantu anak Anda mendapatkan kecakapan fisik, sosial dan komunikasi. Berbagai asuransi biasanya mengganti biaya ini.
- Menyesuaikan diet dan nutrisi. Karena banyak penderita autisme peka pada diet tertentu, pertimbangkan untuk mencoba diet khusus (seperti bebas gandum/bebas produk susu) untuk anak Anda. Berdasarkan tes kesehatan dan saran dokter, Anda juga harus mulai memberikan suplemen vitamin/mineral sesuai dengan kebutuhannya. Pastikan berkonsultasi dengan ahli gizi dan dokter anak yang keduanya pakar dalam hal autisme.
- Jangan menyerah. Sikap sangat penting! Cobalah menjadi seorang yang sanggup menaikkan semangat keluarga Anda sendiri maupun tim profesional. Kalau bertemu dengan dokter atau profesional yang belum terbiasa dengan autisme, jangan ragu untuk memberi mereka informasi terbaru yang telah Anda dapatkan. Bersabarlah karena banyak perawatan dan terapi yang membutuhkan waktu untuk memperbaiki kondisi anak Anda. Dan yang terpenting, ingatlah untuk tersenyum dan tertawa bersama seluruh anggota keluarga.
- Bersenang-senang dan bersantai. Sisihkan waktu untuk diri Anda sendiri. Anda juga tetap harus merawat diri sendiri agar bisa berguna bagi anak Anda. Dorong pasangan Anda untuk juga selalu menyegarkan jiwa, perasaan, pikiran dan tubuh. DB
Kuesioner Penting Bagi Orangtua - Untuk Menengarai Autisme
M-Chat (Modified Checklist for Autism in Toddlers) adalah daftar pertanyaan yang dapat digunakan sebagai pegangan orangtua atau terapis untuk menentukan derajat spektrum autisma anak. Berikut adalah pertanyaan penting bagi orangtua:
- Apakah anak anda senang diayun?
- Apakah anak anda tertarik bermain dengan anak lain?
- Apakah anak anda suka memanjat barang-barang, naik tangga?
- Apakah anak anda senang "ci-lu-ba"?
- Apakah anak anda pernah bermain pura-pura melakukan sesuatu misalnya bicara di telpon atau memelihara anak dengan boneka, main dokter-doteran?
- Apakah anak anda menggunakan telunjuk untuk menunjuk saat minta sesuatu?
- Apakah anak anda menunjuk untuk memerlihatkan perhatiannya pada sesuatu?
- Apakah anak anda bermain sewajarnya dengan mainan kecil seperti mobil-mobilan, balok kayu, dsb. lebih dari sekedar gigit-gigit dan banting-banting?
- Apakah anak anda pernah memperlihatkan/membaca benda untuk diperlihatkan ke orangtuanya?
- Apakah anak anda bisa melihat anda ke mata lebih dari satu dua detik?
- Apakah anak anda nampak terlalu sensitif terhadap kebisingan (sering menutup telinga)?
- Apakah anak anda memberi senyum balasan atas senyuman anda?
- Apakah anak anda bisa menirukan ekspresi wajah anda misalnya senyum atau merengut?
- Apakah anak anda menjawab panggilan namanya?
- Apabila anda menunjuk ke suatu benda/mainan, apakah anak anda mengikuti dengan pandangannya?
- Apakah anak anda bisa ikut melihat ke benda yang anda lihat?
- Apakah anak anda menggerakkan jari dengan cara yang tidak biasa di dekat mukanya?
- Apakah anak anda mencoba menarik perhatian anda pada aktivitasnya?
- Pernahkan anda berpikir bahwa anak anda tuli?
- Apakah anak anda memahami yang dikatakan orang?
- Apakah anak anda menunjukkan pandangan kosong atau mondar mandir tanpa tujuan?
- Apakah anak anda melihat ke wajah anda untuk mengetahui adanya reaksi saat menemui sesuatu yang aneh?
Apabila jawabannya lebih banyak “tidak,” maka sebaiknya berkonsultasi dengan profesional yang ahli dalam perkembangan anak dan mendalami bidang autisme.
By Dr. Dono Baswardono, CHT, AISEC, MA, Ph.D
Untuk konsultasi, assessment autism, dan permintaan seminar, hubungi Intan di 0813-1641-0088.
Langganan:
Postingan (Atom)