Dalam kehidupan bermasyarakat, seorang Muslim memiliki keistimewaan yang menjadi ciri khasnya, yaitu adanya sifat kasih sayang dan persaudaraan. Kasih sayang harus senantiasa menghiasi diri mereka. Persaudaraan ini jelas seperti yang difirmankan Allah SWT, ”Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara, karena itu, damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat.” (Qs Al Hujurat [49]: 10).
Allah SWT telah mengharamkan atas kaum mukminin untuk melakukan sesuatu yang dapat menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara mereka. Jangankan bertikai, mendekati perbuatan yang menyebabkan pertikaian dan kebencian pun dilarang (lihat QS Al-Maidah [5]: 91). Salah satu langkah menghindari permusuhan adalah dengan menjaga perkataannya. Kadangkala, perbincangan yang halal dapat berubah menjadi perbincangan yang makruh dan bahkan menjadi perbincangan yang haram, karena lidahnya tidak dijaga.
Dalam hadis yang telah disepakati keshahihannya ini disebutkan tidak layak seseorang berbicara kecuali jika kata-katanya itu mengandung kebaikan. Jika seseorang ragu tentang ada atau tidaknya kebaikan pada apa yang akan diucapkannya, maka hendaklah ia tidak berbicara. ”Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari Akhir, hendaklah ia berkata-kata yang baik atau diam.” (HR Bukhari dan Muslim).
Bahaya lisan itu sangat banyak. Lidah yang tidak terjaga, memang sangat berbahaya. Suatu perkataan yang semula dimaksudkan bercanda, bisa jadi menyakiti perasaan lawan bicara kita. Apalagi, bila terang-terangan bermaksud menyinggung dan menyakitinya. Rasulullah SAW dalam hadisnya mengingatkan, ”Bukankah manusia terjerumus ke dalam neraka karena tidak dapat mengendalikan lidahnya.” (HR Timridzi).
Pemikir besar Islam di masa lampau, Imam Syafi’i, mempunyai kiat agar lidah selalu terjaga. ”Jika seseorang akan berbicara hendaklah ia berpikir sebelum berbicara. Bila yang akan diucapkannya itu mengandung kebaikan maka ucapkanlah, namun jika ia ragu (tentang ada atau tidaknya kebaikan pada apa yang akan ia ucapkan) hendaklah tidak berbicara hingga yakin bahwa apa yang akan diucapkan itu mengandung kebaikan.”
Yang terpenting dari semua itu adalah mengendalikan gerak-gerik seluruh anggota badannya karena kelak dia akan dimintai tanggung jawab. ”Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya kelak pasti akan dimintai tanggung jawabnya.” (QS Al Isra’ [17]: 36).
Wallahu a’lam bish-shawab.
***
Oleh: Ummu Hasna Syahidah
Jumat, 11 Maret 2011
Penerbangan Gratis Akherat
RENUNGKAN MAKNANYAOrang cerdas adalah orang yang mengingat akan kematian, berikanlah waktu anda dan bacalah sampai habis, semoga dapat menjadikan hikmah buat kita semua dan sadar, bahwa kita akan mati dan tinggal menunggu waktunya, wassalam
INFORMASI PENERBANGAN GRATIS AL-JENAZAH AIRLINES, LAYANAN PENUH 24 JAM
Bila kita akan “berangkat” dari alam ini ia ibarat penerbangan ke sebuah negara. Dimana informasi tentangnya tidak terdapat dalam brosur penerbangan, tetapi melalui Al-Qur’an dan Al-Hadist. Dimana penerbangan bukannya dengan Garuda Airlines, Singapore Airlines, atau American Airlines, tetapi Al-Jenazah Airlines. Dimana bekal kita bukan lagi tas seberat 23Kg, tetapi amalan yang tak lebih dan tak kurang. Dimana bajunya bukan lagi Pierre Cardin, atau setaraf dengannya, akan tetapi kain kafan putih. Dimana pewanginya bukan Channel atau Polo, tetapi air biasa yang suci. Dimana passport kita bukan Indonesia, British atau American, tetapi Al-Islam. Dimana visa kita bukan lagi sekedar 6 bulan, tetapi ‘Laailaahaillallah’ Dimana pelayannya bukan pramugari jelita, tetapi Izrail dan lain-lain. Dimana servisnya bukan lagi kelas business atau ekonomi, tetapi sekedar kain yang diwangikan. Dimana tujuan mendarat bukannya Bandara Cengkareng, Heathrow Airport atau Jeddah International, tetapi tanah pekuburan. Dimana ruang menunggunya bukan lagi ruangan ber AC dan permadani, tetapi ruang 2×1 meter, gelap gulita. Dimana pegawai imigrasi adalah Munkar dan Nakir, mereka hanya memeriksa apakah kita layak ke tujuan yang diidamkan. Dimana tidak perlu satpam dan alat detector. Dimana lapangan terbang transitnya adalah Al Barzah. Dimana tujuan terakhir apakah Syurga yang mengalir sungai di bawahnya atau Neraka Jahannam.
Penerbangan ini tidak akan dibajak atau dibom, karena itu tak perlu bimbang. Sajian tidak akan disediakan, oleh karena itu tidak perlu merisaukan masalah alergi atau halal haram makanan. Jangan risaukan cancel pembatalan, penerbangan ini senantiasa tepat waktunya, ia berangkat dan tiba tepat pada masanya. Jangan pikirkan tentang hiburan dalam penerbangan, anda telah hilang selera bersuka ria. Jangan bimbang tentang pembelian tiket, tiketnya telah siap di booking sejak anda ditiupkan ruh di dalam rahim ibu.
YA!BERITA BAIK!! Jangan bimbangkan siapa yang duduk di sebelah anda. Anda adalah satu-satunya penumpang penerbangan ini. Oleh karena itu bergembiralah selagi bisa! Dan sekiranya anda bisa! Hanya ingat! Penerbangan ini datang tanpa ‘Pemberitahuan’ . Cuma perlu ingat!! Nama anda telah tertulis dalam tiket untuk Penerbangan. … Saat penerbangan anda berangkat… tanpa doa Bismillahi Tawakkaltu ‘Alallah, atau ungkapan selamat jalan. Tetapi Inalillahi Wa Inna ilaihi Rajiuun…. Anda berangkat pulang ke Rahmatullah. Mati.
ADAKAH KITA TELAH SIAP UNTUK BERANGKAT? ‘Orang yang cerdas adalah orang yang mengingat kematian. Karena dengan kecerdasannya dia akan mempersiapkan segala perbekalan untuk menghadapinya. ‘
ASTAGHFIRULLAH 3X, semoga ALLAH SWT mengampuni kita beserta keluarga… Amiin WALLAHU A’LAM
Catatan: Penerbangan ini berlaku untuk segala umur, tanpa kecuali, maka perbekalan lebih baik dipersiapkan sejak dini, sangat tidak bijak dan tidak cerdas bagi yang menunda-nunda mempersiapkan perbekalannya. SUARA YANG DIDENGAR MAYAT Yang Akan Ikut Mayat Adalah Tiga hal yaitu:
- Keluarga
- Hartanya
- Amalnya
- Keluarga dan Hartanya Akan Kembali
- Sementara Amalnya Akan Tinggal Bersamanya.
Ketika mayat tergeletak akan dimandikan, terdengar dari langit suara memekik, “Wahai Fulan anak si Fulan, mana badanmu yang dahulunya kuat, mengapa kini te rkulai lemah mana lisanmu yang dahulunya fasih, mengapa kini bungkam tak bersuara mana telingamu yang dahulunya mendengar, mengapa kini tuli dari seribu bahasa mana sahabat-sahabatmu yang dahulunya setia, mengapa kini raib tak bersuara”
Ketika mayat siap dikafan, suara dari langit terdengar memekik,“Wahai Fulan anak si Fulan berbahagialah apabila kau bersahabat dengan ridha celakalah apabila kau bersahabat dengan murka allah wahai Fulan anak si Fulan, kini kau tengah berada dalam sebuah perjalanan nun jauh tanpa bekal kau telah keluar dari rumahmu dan tidak akan kembali selamanya kini kau di tengah safar pada sebuah tujuan yang penuh pertanyaan.”
Ketika mayat diusung, terdengar dari langit suara memekik, “Wahai Fulan anak si Fulan, berbahagialah apabila amalmu adalah kebajikan berbahagialah apabila matimu diawali tobat berbahagialah apabila hidupmu penuh dengan taat.”
Ketika mayat siap dishalatkan, terdengar dari langit suara memekik, “Wahai Fulan anak si Fulan, setiap pekerjaan yang kau lakukan kelak kau lihat hasilnya di akhirat apabila baik maka kau akan melihatnya baik apabila buruk, kau akan melihatnya buruk.”
Ketika mayat dibaringkan di liang lahat, terdengar suara memekik dari langit, “Wahai Fulan anak si Fulan, apa yang telah kau siapkan dari rumahmu yang luas di dunia untuk kehidupan yang penuh gelap gulita di sini wahai Fulan anak si Fulan, dahulu kau tertawa, kini dalam perutku kau menangis dahulu kau bergembira,kini dalam perutku kau berduka dahulu kau bertutur kata, kini dalam perutku kau bungkam seribu bahasa.”
Ketika semua manusia meninggalkannya sendirian, Allah berkata kepadanya, “Wahai hamba-ku, kini kau tinggal seorang diri tiada teman dan tiada kerabat di sebuah tempat kecil, sempit dan gelap, mereka pergi meninggalkanmu seorang diri padahal, karena mereka kau pernah langgarperintahku hari ini, akan kutunjukan kepadamu kasih sayang-ku yang akan takjub seisi alam aku akan menyayangimu lebih dari kasih sayang seorang ibu pada anaknya”.
Kepada jiwa-jiwa yang tenang Allah berfirman, “Wahai jiwa yang tenang kembalilah kepada tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-nya maka masuklah ke dalam jamaah hamba-hamba- ku dan masuklah ke dalam jannah-ku”
Anda Ingin Beramal Shaleh? Tolong Kirimkan Kepada Rekan-Rekan Muslim Lainnya Yang Anda Kenal.!!! Semoga Kematian akan menjadi pelajaran yang berharga bagi kita dalam menjalani hidup ini.
Rasulullah SAW. menganjurkan kita untuk senantiasa mengingat mati (maut) dan dalam sebuah hadithnya yang lain, beliau bersabda “Wakafa bi almauti wa’idha”, artinya, “Cukuplah mati itu akan menjadi pelajaran bagimu!”
Semoga bermanfaat bagi kita semua, Amiin
:MuHasaBah DiRi:: RintiHan Taubat
:MuHasaBah DiRi:: RintiHan Taubat: "Yaa Allah... Maafkanlah segala kekuranganku. Engkau Maha tidak memerlukan dari menyiksaku. Karena sesungguhnya semua dosa-dosa ku tidak mer..."
Kamis, 10 Maret 2011
Lawan Penuaan Dini Dengan Anggur!
Lawan Penuaan Dini Dengan Anggur!
Kandungan antioksidan yang tinggi pada anggur ampuh mencegah penuaan dini. Kandungan vitamin C juga bermanfaat untuk kulitnya.Untuk memanfaatkan kandungan tersebut pada anggur, Anda harus menjadikannya sebuah masker. Berikut bahan-bahan yang diperlukan dalam membuat masker anggur:
- Anggur merah tanpa biji, kira-kira setangkup tangan, hancurkan anggur menggunakan blender.
- 1 buah telur (bagian putihnya saja), kocok telur sampai berbusa.
- 1 buah lemon yang sudah diperas.
Ratakan masker tersebut pada wajah, lalu diamkan sampai 20 menit. Basuh wajah dengan air dingin dan keringkan dengan handuk lembut.
Setelah itu, pakailah pelembab wajah. Wajah akan terasa lebih segar dengan masker ini.
***
http://www.wolipop.com/read/2010/08/29/140228/1430463/234/lawan-penuaan-dini-dengan-anggur?w992201835
Rahasia Cinta
Cinta takkan memberikan apapun , kecuali keseluruhan dirinya yang utuh
Cinta takkan mengambil apapun, kecuali dirinya sendiri
Cinta tak memiliki ataupun dimiliki
Karena Cinta telah cukup untuk cinta
Pabila engkau mencintai hendaknya jangan berkata .“Tuhan ada didalam hatimu,
” tetapi sebaiknya engkau merasa“Aku berada di dalam Tuhan”
Pun hendaknya jangan mengira bahwa engkau dapat menentukan jalan cinta
Karena cinta apabila engkau telah dipilihnya , akan menentukan kemana arah hidupmu
Cinta tiada berkeinginan selain mewujudkan dirinya
Akan tetapi pabila engkau mencinta sambil berkeinginan
Biarkanlah ia menjadi keinginanmu
Mengalirlah sebagai air sungai , yang menyanyikan kidung persembahan
Kenali kepedihan dan kemesraan yang begitu jauh
Rasakan luka akibat ketololan pemahamanmu sendiri tentang cinta
Dan teteskan darah dan keringatmu dengan sukarela serta suka cita
Bangun di fajar subuh dengan hati seringan awan putih
Syukuri hari barumu dengan penuh cahaya harapan
Tafakur disiang terik dan renungkan pucuk-pucuk getaran cinta
Pulanglah dikala senja dengan syukur memenuhi rongga dada
Dan tidurlah dimalam hari dengan doa tuk kekasih dalam sanubari
Dan basahi lidahmu dengan pujian kehadirat-NYA...
Cinta takkan mengambil apapun, kecuali dirinya sendiri
Cinta tak memiliki ataupun dimiliki
Karena Cinta telah cukup untuk cinta
Pabila engkau mencintai hendaknya jangan berkata .“Tuhan ada didalam hatimu,
” tetapi sebaiknya engkau merasa“Aku berada di dalam Tuhan”
Pun hendaknya jangan mengira bahwa engkau dapat menentukan jalan cinta
Karena cinta apabila engkau telah dipilihnya , akan menentukan kemana arah hidupmu
Cinta tiada berkeinginan selain mewujudkan dirinya
Akan tetapi pabila engkau mencinta sambil berkeinginan
Biarkanlah ia menjadi keinginanmu
Mengalirlah sebagai air sungai , yang menyanyikan kidung persembahan
Kenali kepedihan dan kemesraan yang begitu jauh
Rasakan luka akibat ketololan pemahamanmu sendiri tentang cinta
Dan teteskan darah dan keringatmu dengan sukarela serta suka cita
Bangun di fajar subuh dengan hati seringan awan putih
Syukuri hari barumu dengan penuh cahaya harapan
Tafakur disiang terik dan renungkan pucuk-pucuk getaran cinta
Pulanglah dikala senja dengan syukur memenuhi rongga dada
Dan tidurlah dimalam hari dengan doa tuk kekasih dalam sanubari
Dan basahi lidahmu dengan pujian kehadirat-NYA...
Memurnikan Hati
Keheningan malam begitu mendera
Rintihan kasih hangat ingin ku cipta
Tiap nada ku lantunkan dengan pesona melodi
Sendiri aku disini, hanya bulanku yg slalu menari
Tanpa ku lihat bintang menempati butiran cahaya menyinari
Malam ini ingin hanya Dia yg mengasihi
Dataran kian mencekam seiring langkah kian melemah
Menelusup sesak dalam hati kian merambah
Aku tersenyum dengan menyembah
Lihat diriku berlalu dengan tunduk tengadah
Ku lihat ujung jalan itu sempit dan semu
Tak kusangka itu bagai lorong pantaiMu
Ku tapaki dg bibir teriris sembilu
Prihal ceritaku terlalu kaku menggebu
Sudahlah wahai duniaku
Jangan dulu kau ganggu aku
Biarkan aku sejenak untuk menguatkan kakiku
Iringan langkah seribu ingin ku menyeru
Selamat datang akhiratku
Bawalah aku pergi bersamamu
Tinggalkan sedih dan juga pilu
Haturan harap ku tadahkan padaMu
Duniaku!
akhiratku!
Bukan aku ingin memilih kalian
Namun ingin ku tegaskan
Aku hanya ingin memadukan
Biarlah akhiratku yg menuntun langkah duniaku…
Duniaku berilah aku kebahagiaan dalam tidur panjangku
Karunia akanMu harapan hidupku
Rizki dariMu pengingat padaMu
Bangunkan aku saat akhirat menjemputku
Ya Allah,,
Tak ada sesal buatku
Kau tiup itu dg berlalu
Hati pilu berganti sendu
Dan akhirnya aku melangkah maju
Dengan kebaikan yg hakiki dariMu
Wahai Kau Maha Pengasih lagi Penyayang
Murnikanlah hatiku!
Kuatkanlah langkahku!
Bimbinglah jiwaku!
Untuk slalu tunduk dan sujud padaMu
MENGENAL DAN MENGENDALIKAN NAFSU
Nafsu ,dikurniakan Allah kepada makhluk yang bernama manusia dan Allah telahpun menyediakan jalan diantaranya menuju kebaikan ataukah kejahatan. Nafsu tidak bisa kita hilangkan ataupun kita bunuh,namun mestilah kita mampu kendalikan dengan cara yang benar.Dan islam telah mendidik kita bagaimana mengendalikan nafsu dengan benar.Melalui Islam lah Allah telah menyebar ilmu NYA,bagaimana kita mengenal,mendidik,mengawal dan membimbing nafsu,dan Allah akan memberikan kesejahteraan,di dunia,membuka pintu-pintu syurgaNya,di akhirat,bagi mereka yang mampu mendidik,dan mengendalikan nafsunya.
Nafsu dijadikan bertujuan untuk mengawal diri manusia,dari ujian,serangan,tapi bukan untuk menyerang. Dengan nafsu juga manusia akan berlomba dan bersaing dalam mencapai kejayaan dirinya,namun yang menjadi isu ialah apabila nafsu itu sudah melampaui batas dan sukar dikendalikan, perkara inilah yang mengakibatkan seorang manusia selalu terjebak dalam perangkap syaitan,karena memperturuti hawanafsunya sehingga tidak pernah puas,dan akhirnya membawa binasa,karena Allah mencela orang orang yang melampaui batas. Maka sudah seharusnyalah kita “melihat”kedalam diri kita,intropeksi diri,apakah kita sudah mengenal kedudukan nafsu dalam diri,apakah sudah mampu mengendalikannya.Inilah yang sepatutnya untuk kita perbenah sebelum kita melayakkan diri untuk beramal ibadah ,serta memetik “buahnya” yaitu Hidayah dari Allah SWT.
Menurut para ulama,secara garis besarnya,nafsu yang terdapat pada diri manusia yang akhil balikh itu terbagi 3 tingkatan;diantaranya:
[1] NAFSU AMMARAH;
Kedudukan Nafsu ini adalah yang paling rendah dan tercela disisi Allah SWT ,bagi mereka yang memperturutinya.Dari Nafsu amarah inilah tumbuh bibit bibit penyakit hati ,diantaranya dengki iri hati,dendam,tamak,sombong. Mereka suka mencela orang lain, memperbodohkan kelemahan orang lain dan melihat dirinya sendiri serba sempurna,akhirnya menjadi takkabur. Mereka tidak dapat tahan lagi untuk menjaga kehormatan dirinya, walaupun dia orang terkenal, akan jatuh jadi hinalah orang yang menurutkan nafsu ammarah.
"Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya"…” (Al-Baqarah : 10) "Sesungguhnya nafsu amarah itu sentiasa menyuruh manusia berbuat keji(mungkar) , kecuali orang-orang yang telah diberi rahmat oleh Allah (maka terselamatlah ia dari hasutan nafsu itu). Sesungguhnya Allah Maha Pengampun, lagi Maha Mengasihani.”(Qs Yusuf 53)
[2] NAFSU LAWAMMAH
Ialah nafsu yang selalu ragu-ragu,mengkritik diri sendiri bila berlaku suatu kejahatan dosa atas dirinya. Nafsu lawamah lebih baik sedikit dari nafsu amarah. Orang yang sudah ada bunga kesadaran, keinsafan, dia sadar kejahatan itu berdosa dan kebaikan itu pahala, dia ingin berbuat baik, tetapi tidak tahan lama, waktu jatuh dalam kejahatan dia resah tak tentu arah, walaupun dia puas dengan kejahatan tapi hati menderita dengan kejahatan. Rasa berat untuk keluar dari kejahatan. Timbul perebutan antara nafsu dan akal, nafsu mengajak kepada kejahatan, akal mengajak kepada kebaikan.Namun terkadang melakukan suatu perbuatan tanpa pertimbangan dan niat tulus ,dan apabila terlanjur tidak berhenti menyesal,akhirnya menderita berkepanjangan. Atau tidak dapat istiqomah dalam berbuat kebaikan. Namun Nafsu Lawamah ibarat taufik dan hidayah Allah untuk memimpinnya kembali dari kesesatan dan kesalahan kepada kebenaran dan jalan yang lurus.
[3] NAFSU MUTHMAINNAH
Ialah nafsu yang Redha,tenang dan tenteram ,dan terbaik diantara nafsu yang disebutkan tadi, sifat orang-orang yang memiliki nafsu Muthmainnah adalah, bila dia buat amal kebajikan rasa sejuk hatinya, tenang dan puas. Selalu rasa rindu hendak buat kebajikan, mereka senantiasa menunggu waktu untuk beribadah kepada Allah. Mereka ini dikatakan penggembala matahari (senantiasa menunggu waktu beribadah)
Hati senantiasa rindu dengan Allah, bila dia baca ayat Allah yang ada kaitannya dengan Neraka, dia rasa takut, cemas. Dia takut dengan dosa, seolah-olah gunung akan menimpa kepalanya. Dia akan bersabar dengan ujian dari Allah kepada dirinya. Doanya mustajab, Allah cepat kabulkan, rezekinya terjamin, dijamin oleh Allah. Bila selalu diuji dia sabar, akhirnya ia sudah bisa redha dengan ujian dan sabar itu akhirnya berbuah, kebahagian dunia dan Akhirat.
Firman Allah; “Hai jiwa yang tenang (bernafsu muthmainah), kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang redha dan diredhai, maka masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-Ku, dan masuklah ke dalam Syurga-Ku” [Al Fajr : 27-30]
Demikianlah diantara tingkatan nafsu yang telah disepakati para Ulama’,dan Islam menuntut agar diri kita mampu mengendalikan hawa nafsu kita,dan bukan diri yang dikendalikan Nafsu.Dan yang paling utama untuk kita jaga,dan yang menjadi ISU BESAR pada diri kita saat ini ialah,bermula dari menjaga nafsu amarah,karena inilah yang akan membawa penderitaan pada diri,dan masyarakat dan sangat dibenci Allah SWT.Nafsu amarah manusia ialah apa yang dikenali sebagai kemahuannya (keinginan dirinya) yang berada pada jiwanya sendiri. Ia boleh diumpamakan seperti musuhnya yang senantiasa menunggu peluang untuk membinasakan dan menyerangnya. Sebab itu dalam satu hadis Rasulullah SAW memperingatkan bahawa peperangan kita melawan kaum kuffar itu masih dikira kecil dan mudah jika dibandingkan dengan perjuangan seseorang menentang nafsunya sendiri yang sentiasa berada bersamanya.Untuk mendidik nafsu ammarah tersebut amatlah sukar melainkan mereka yang sanggup melalui perjuangan atau mujahadah bersungguh2,dengan bantuan rahmat dari Allah SWT. Sehubungan ini Allah berfiman bermaksud: Mereka yang berusaha dan berjuang pada jalan Kami, akan Kami tunjuki jalan-jalan Kami (Surah al-Ankabut ayat 69).Rahmat Allah senantiasa terbuka dimanapun kita berada,namun akibat penyakit dalam hatipada nafsu amarah ini,yang menjadikan Rahmat tersebut sukar untuk menerangi hati dan fikirannya,dan ketika mendapati Rahmat janganlah berhenti dan jangan berputus asa,bahwa masih banyak lagi pintu Rahmat dibukaNYA,bagi orang yang memiliki kesungguhan untuk memperbaki diri. .
Terkadang pula seorang yang berada pada peringkat nafsu amarah ini bergembira bila menerima nikmat tetapi berdukacita dan mengeluh bila tertimpa kesusahan. Firman Allah: "Dan apabila Kami rasakan sesuatu rahmat kepada manusia, niscaya mereka gembira dengan rahmat itu. Dan apabila mereka ditimpa suatu musibah akibat kesalahan tangan mereka sendiri, lantas mereka berputus asa."(Surah Ar Rum 36).
Marah adalah sumber kegelisahan,kebosanan,dan tergesa-gesa.Marah adalah bara api,dan api hanya boleh dipadamkan dengan air. Amal ibadat boleh jadi ‘penawar’ untuk hati daripada dikuasai perasaan benci, dendam
Baginda Rasul bersabda artinya:"Kebersihan adalah sebahagian dari iman."juga sabdanya "Wudhuk itu senjata orang mukmin" ,Sabda Rasulullah "Tiap sesuatu ada alat penyucinya dan yang menyuci hati ialah zikir kepada Allah "
Ini menunjukkan kebersihan seorang muslim itu bukan hanya terletak pada zahirnya tetapi bathinnya pun hendaklah bersih,seperti yang diketahui wudhuk sebelum ibadah sholat adalah pembersih dan penerang diri dan wajah seorang ,dan pembersih bagi hatinya ialah mengingat akan Allah dengan Zikrillah,dan apabila amarah itu datang tiba tiba, segeralah istighfar,dan mohon padanya agar dikuatkan hati dengan Sabar. Sabda Rasulullah s.a.w: "Sesungguhnya syaitan itu telah menaruh belalainya pada hati manusia, maka apabila manusia itu berzikir kepada Allah , maka mundurlah syaitan dan apabila ia lupa, maka syaitan itu menelan hatinya"
Rasulullah SAW pernah berhadapan dengan kemarahan tatkala Baginda menyaksikan bagaimana bapa saudaranya, Saidina Hamzah Abu Talib dibunuh dengan kejam dan di luar batas kemanusiaan dalam perang Uhud. Kemarahan dan perasaan dendam Baginda akhirnya dilembutkan Allah apabila turunnya ayat Al-Quran yang meminta Nabi tabah serta bersabar dengan ujian besar yang diterimanya.Allah berfirman yang bermaksud: “Kalaulah engkau bersikap kasar dan keras hati terhadap mereka tentulah mereka akan lari dari kelilingmu. Oleh itu, maafkanlah kesalahan mereka.” (Surah Ali-Imran, ayat 159)
Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib as. mengatakan, "Jauhilah amarah, karena ia mulai dengan kegusaran dan berakhir dengan penyesalan mendalam”
Namun demikian, harus pula dicamkan bahwa rasa amarah bukan tak ada gunanya dan selalu berbahaya dalam semua keadaan. Pada saat-saat tertentu, terlepas juga. Namun harus digunakan secara BIJAKSANA ketika situasinya memang menuntut. Naluri ini datang pada waktu seseorang itu hendak melindungi kehidupan dan hartanya dari para perusak dan unsur-unsur kejahatan. Ketika seseorang harus melindungi keimanannya, negaranya, atau membela kemanusian secara umum, naluri kemarahan akan menjadi bagian dari semangat kepahlawanannya. Tanpa kemunculan naluri semacam ini, seseorang akan berada dalam kedudukan pengecut yang menundukkan kepalanya di hadapan berbagai penghinaan atau perlakuan buruk dari selainnya. Bila naluri kemarahan tetap berada dalam kendali naluri kebijaksanaan, niscaya ia dapat menjadi modal yang berharga bagi seseorang. Rasa amarah menjadikan seseorang mampu ikut ambil bagian dalam tugas-tugas yang sulit, seperti berjuang mempertahankan negara, menghidupkan keimanan (amar makruf nahi mungkar), serta melindungi keluarga.
Namun sebaliknya apabila tidak dapat dikendalikan,kemarahan terus-menerus dapat mempengaruhi jiwa dan urat syaraf seseorang serta membuatnya lemah dan tak bertenaga. Karena itu, orang yang berupaya menjaga nama baik, kesehatan, dan kesalehannya harus sekuat tenaga menundukkan rasa amarahnya yang buruk, kalau tidak, ia (rasa amarah) akan merusak urat syaraf, nama baik, dan keimanan ,dan akhirnya Allah menutup hatinya .
Namun bagaimanapun tetaplah kita berikhtiar mendidik diri supaya senantiasa berlembut hati,dalam bermasyarakat jauhi sifat amarah,jadilah seorang pemurah,karena Allah akan memurahkan Rahmat bagi jiwa kita, serta mudah memaafkan orang lain.Begitulah sifat Rasulullah SAW yang berjaya menarik ramai golongan Musyrikin yang keras, sombong dan Jahil hingga akhirnya mampu dijinakkan dengan kebenaran Islam. Semoga kita bisa menjaga dan mengendalikan sifat marah dan hawa nafsu kita. Karena marah itu hanya akan membawa bencana dan murka ALLAH SWT ,dan dapat meneladani akhlaq Rasulullah SAW yaitu Akhlaqul Kharimmah,yang mendapat gelar Al Insan Kamil (Insan Utama)… amin … Semoga ALLAH menjaga kita dan keluarga kita dari fitnah kehidupan dunia, fitnah kubur dan adzab di hari kiamat kelak. Karena Allah telah membuka lebar pintu-pintu syurgaNya, bagi mereka yang mampu mengendalikannya.
taqabalAllah minaa wa minkum,subhannallah.
Nafsu dijadikan bertujuan untuk mengawal diri manusia,dari ujian,serangan,tapi bukan untuk menyerang. Dengan nafsu juga manusia akan berlomba dan bersaing dalam mencapai kejayaan dirinya,namun yang menjadi isu ialah apabila nafsu itu sudah melampaui batas dan sukar dikendalikan, perkara inilah yang mengakibatkan seorang manusia selalu terjebak dalam perangkap syaitan,karena memperturuti hawanafsunya sehingga tidak pernah puas,dan akhirnya membawa binasa,karena Allah mencela orang orang yang melampaui batas. Maka sudah seharusnyalah kita “melihat”kedalam diri kita,intropeksi diri,apakah kita sudah mengenal kedudukan nafsu dalam diri,apakah sudah mampu mengendalikannya.Inilah yang sepatutnya untuk kita perbenah sebelum kita melayakkan diri untuk beramal ibadah ,serta memetik “buahnya” yaitu Hidayah dari Allah SWT.
Menurut para ulama,secara garis besarnya,nafsu yang terdapat pada diri manusia yang akhil balikh itu terbagi 3 tingkatan;diantaranya:
[1] NAFSU AMMARAH;
Kedudukan Nafsu ini adalah yang paling rendah dan tercela disisi Allah SWT ,bagi mereka yang memperturutinya.Dari Nafsu amarah inilah tumbuh bibit bibit penyakit hati ,diantaranya dengki iri hati,dendam,tamak,sombong. Mereka suka mencela orang lain, memperbodohkan kelemahan orang lain dan melihat dirinya sendiri serba sempurna,akhirnya menjadi takkabur. Mereka tidak dapat tahan lagi untuk menjaga kehormatan dirinya, walaupun dia orang terkenal, akan jatuh jadi hinalah orang yang menurutkan nafsu ammarah.
"Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya"…” (Al-Baqarah : 10) "Sesungguhnya nafsu amarah itu sentiasa menyuruh manusia berbuat keji(mungkar) , kecuali orang-orang yang telah diberi rahmat oleh Allah (maka terselamatlah ia dari hasutan nafsu itu). Sesungguhnya Allah Maha Pengampun, lagi Maha Mengasihani.”(Qs Yusuf 53)
[2] NAFSU LAWAMMAH
Ialah nafsu yang selalu ragu-ragu,mengkritik diri sendiri bila berlaku suatu kejahatan dosa atas dirinya. Nafsu lawamah lebih baik sedikit dari nafsu amarah. Orang yang sudah ada bunga kesadaran, keinsafan, dia sadar kejahatan itu berdosa dan kebaikan itu pahala, dia ingin berbuat baik, tetapi tidak tahan lama, waktu jatuh dalam kejahatan dia resah tak tentu arah, walaupun dia puas dengan kejahatan tapi hati menderita dengan kejahatan. Rasa berat untuk keluar dari kejahatan. Timbul perebutan antara nafsu dan akal, nafsu mengajak kepada kejahatan, akal mengajak kepada kebaikan.Namun terkadang melakukan suatu perbuatan tanpa pertimbangan dan niat tulus ,dan apabila terlanjur tidak berhenti menyesal,akhirnya menderita berkepanjangan. Atau tidak dapat istiqomah dalam berbuat kebaikan. Namun Nafsu Lawamah ibarat taufik dan hidayah Allah untuk memimpinnya kembali dari kesesatan dan kesalahan kepada kebenaran dan jalan yang lurus.
[3] NAFSU MUTHMAINNAH
Ialah nafsu yang Redha,tenang dan tenteram ,dan terbaik diantara nafsu yang disebutkan tadi, sifat orang-orang yang memiliki nafsu Muthmainnah adalah, bila dia buat amal kebajikan rasa sejuk hatinya, tenang dan puas. Selalu rasa rindu hendak buat kebajikan, mereka senantiasa menunggu waktu untuk beribadah kepada Allah. Mereka ini dikatakan penggembala matahari (senantiasa menunggu waktu beribadah)
Hati senantiasa rindu dengan Allah, bila dia baca ayat Allah yang ada kaitannya dengan Neraka, dia rasa takut, cemas. Dia takut dengan dosa, seolah-olah gunung akan menimpa kepalanya. Dia akan bersabar dengan ujian dari Allah kepada dirinya. Doanya mustajab, Allah cepat kabulkan, rezekinya terjamin, dijamin oleh Allah. Bila selalu diuji dia sabar, akhirnya ia sudah bisa redha dengan ujian dan sabar itu akhirnya berbuah, kebahagian dunia dan Akhirat.
Firman Allah; “Hai jiwa yang tenang (bernafsu muthmainah), kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang redha dan diredhai, maka masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-Ku, dan masuklah ke dalam Syurga-Ku” [Al Fajr : 27-30]
Demikianlah diantara tingkatan nafsu yang telah disepakati para Ulama’,dan Islam menuntut agar diri kita mampu mengendalikan hawa nafsu kita,dan bukan diri yang dikendalikan Nafsu.Dan yang paling utama untuk kita jaga,dan yang menjadi ISU BESAR pada diri kita saat ini ialah,bermula dari menjaga nafsu amarah,karena inilah yang akan membawa penderitaan pada diri,dan masyarakat dan sangat dibenci Allah SWT.Nafsu amarah manusia ialah apa yang dikenali sebagai kemahuannya (keinginan dirinya) yang berada pada jiwanya sendiri. Ia boleh diumpamakan seperti musuhnya yang senantiasa menunggu peluang untuk membinasakan dan menyerangnya. Sebab itu dalam satu hadis Rasulullah SAW memperingatkan bahawa peperangan kita melawan kaum kuffar itu masih dikira kecil dan mudah jika dibandingkan dengan perjuangan seseorang menentang nafsunya sendiri yang sentiasa berada bersamanya.Untuk mendidik nafsu ammarah tersebut amatlah sukar melainkan mereka yang sanggup melalui perjuangan atau mujahadah bersungguh2,dengan bantuan rahmat dari Allah SWT. Sehubungan ini Allah berfiman bermaksud: Mereka yang berusaha dan berjuang pada jalan Kami, akan Kami tunjuki jalan-jalan Kami (Surah al-Ankabut ayat 69).Rahmat Allah senantiasa terbuka dimanapun kita berada,namun akibat penyakit dalam hatipada nafsu amarah ini,yang menjadikan Rahmat tersebut sukar untuk menerangi hati dan fikirannya,dan ketika mendapati Rahmat janganlah berhenti dan jangan berputus asa,bahwa masih banyak lagi pintu Rahmat dibukaNYA,bagi orang yang memiliki kesungguhan untuk memperbaki diri. .
Terkadang pula seorang yang berada pada peringkat nafsu amarah ini bergembira bila menerima nikmat tetapi berdukacita dan mengeluh bila tertimpa kesusahan. Firman Allah: "Dan apabila Kami rasakan sesuatu rahmat kepada manusia, niscaya mereka gembira dengan rahmat itu. Dan apabila mereka ditimpa suatu musibah akibat kesalahan tangan mereka sendiri, lantas mereka berputus asa."(Surah Ar Rum 36).
Marah adalah sumber kegelisahan,kebosanan,dan tergesa-gesa.Marah adalah bara api,dan api hanya boleh dipadamkan dengan air. Amal ibadat boleh jadi ‘penawar’ untuk hati daripada dikuasai perasaan benci, dendam
Baginda Rasul bersabda artinya:"Kebersihan adalah sebahagian dari iman."juga sabdanya "Wudhuk itu senjata orang mukmin" ,Sabda Rasulullah "Tiap sesuatu ada alat penyucinya dan yang menyuci hati ialah zikir kepada Allah "
Ini menunjukkan kebersihan seorang muslim itu bukan hanya terletak pada zahirnya tetapi bathinnya pun hendaklah bersih,seperti yang diketahui wudhuk sebelum ibadah sholat adalah pembersih dan penerang diri dan wajah seorang ,dan pembersih bagi hatinya ialah mengingat akan Allah dengan Zikrillah,dan apabila amarah itu datang tiba tiba, segeralah istighfar,dan mohon padanya agar dikuatkan hati dengan Sabar. Sabda Rasulullah s.a.w: "Sesungguhnya syaitan itu telah menaruh belalainya pada hati manusia, maka apabila manusia itu berzikir kepada Allah , maka mundurlah syaitan dan apabila ia lupa, maka syaitan itu menelan hatinya"
Rasulullah SAW pernah berhadapan dengan kemarahan tatkala Baginda menyaksikan bagaimana bapa saudaranya, Saidina Hamzah Abu Talib dibunuh dengan kejam dan di luar batas kemanusiaan dalam perang Uhud. Kemarahan dan perasaan dendam Baginda akhirnya dilembutkan Allah apabila turunnya ayat Al-Quran yang meminta Nabi tabah serta bersabar dengan ujian besar yang diterimanya.Allah berfirman yang bermaksud: “Kalaulah engkau bersikap kasar dan keras hati terhadap mereka tentulah mereka akan lari dari kelilingmu. Oleh itu, maafkanlah kesalahan mereka.” (Surah Ali-Imran, ayat 159)
Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib as. mengatakan, "Jauhilah amarah, karena ia mulai dengan kegusaran dan berakhir dengan penyesalan mendalam”
Namun demikian, harus pula dicamkan bahwa rasa amarah bukan tak ada gunanya dan selalu berbahaya dalam semua keadaan. Pada saat-saat tertentu, terlepas juga. Namun harus digunakan secara BIJAKSANA ketika situasinya memang menuntut. Naluri ini datang pada waktu seseorang itu hendak melindungi kehidupan dan hartanya dari para perusak dan unsur-unsur kejahatan. Ketika seseorang harus melindungi keimanannya, negaranya, atau membela kemanusian secara umum, naluri kemarahan akan menjadi bagian dari semangat kepahlawanannya. Tanpa kemunculan naluri semacam ini, seseorang akan berada dalam kedudukan pengecut yang menundukkan kepalanya di hadapan berbagai penghinaan atau perlakuan buruk dari selainnya. Bila naluri kemarahan tetap berada dalam kendali naluri kebijaksanaan, niscaya ia dapat menjadi modal yang berharga bagi seseorang. Rasa amarah menjadikan seseorang mampu ikut ambil bagian dalam tugas-tugas yang sulit, seperti berjuang mempertahankan negara, menghidupkan keimanan (amar makruf nahi mungkar), serta melindungi keluarga.
Namun sebaliknya apabila tidak dapat dikendalikan,kemarahan terus-menerus dapat mempengaruhi jiwa dan urat syaraf seseorang serta membuatnya lemah dan tak bertenaga. Karena itu, orang yang berupaya menjaga nama baik, kesehatan, dan kesalehannya harus sekuat tenaga menundukkan rasa amarahnya yang buruk, kalau tidak, ia (rasa amarah) akan merusak urat syaraf, nama baik, dan keimanan ,dan akhirnya Allah menutup hatinya .
Namun bagaimanapun tetaplah kita berikhtiar mendidik diri supaya senantiasa berlembut hati,dalam bermasyarakat jauhi sifat amarah,jadilah seorang pemurah,karena Allah akan memurahkan Rahmat bagi jiwa kita, serta mudah memaafkan orang lain.Begitulah sifat Rasulullah SAW yang berjaya menarik ramai golongan Musyrikin yang keras, sombong dan Jahil hingga akhirnya mampu dijinakkan dengan kebenaran Islam. Semoga kita bisa menjaga dan mengendalikan sifat marah dan hawa nafsu kita. Karena marah itu hanya akan membawa bencana dan murka ALLAH SWT ,dan dapat meneladani akhlaq Rasulullah SAW yaitu Akhlaqul Kharimmah,yang mendapat gelar Al Insan Kamil (Insan Utama)… amin … Semoga ALLAH menjaga kita dan keluarga kita dari fitnah kehidupan dunia, fitnah kubur dan adzab di hari kiamat kelak. Karena Allah telah membuka lebar pintu-pintu syurgaNya, bagi mereka yang mampu mengendalikannya.
taqabalAllah minaa wa minkum,subhannallah.
CARA TERBAIK MENYIKAPI KESALAHAN
Aku baru masuk kuliah saat bertemu dengan Keluarga White. Mereka sangat berbeda dengan keluargaku, namun aku langsung merasa betah bersama mereka. Aku dan Jane White berteman di sekolah, dan keluarganya menyambutku-orang luar-seperti sepupu jauh.
Dalam keluargaku, jika ada masalah, menyalahkan orang itu selalu penting. “Siapa yang melakukan ini?” ibuku membentak melihat dapur berantakan. “lni semua salahmu, Katharine,” ayahku berkeras jika kucing berhasil keluar rumah atau mesin cuci piring rusak. Sejak kami kecil, aku dan saudara-saudaraku saling mengadu. Kami menyiapkan kursi untuk si Terdakwa di meja makan. Tapi Keluarga White tidak mencemaskan siapa berbuat apa.
Mereka merapikan yang berantakan dan melanjutkan hidup mereka. Indahnya hal ini kusadari penuh pada musim panas ketika Jane meninggal.
Keluarga White memiliki enam anak: tiga lelaki, tiga perempuan. Satu putranya meninggal saat masih kecil, mungkin karena itulah kelima yang tersisa menjadi dekat.Di bulan Juli, aku dan tiga putri White memutuskan berjalan-jalan naik mobil dari rumah mereka di Florida ke New York. Dua yang tertua, Sarah dan Jane, adalah mahasiswa, dan yang terkecil, Amy, baru menginjak enam belas tahun. Sebagai pemilik SIM baru yang bangga, Amy gembira ingin melatih keterampilan mengemudinya selama perjalanan itu.
Dengan tawanya yang lucu, ia memamerkan SIM-nya kepada siapa saja yang ditemuinya.
Kedua kakaknya ikut mengemudikan mobil pada bagian pertama perjalanan, tapi saat mereka tiba di daerah yang berpenduduk jarang, mereka membolehkan Amy mengemudi. Di suatu tempat di South Carolina, kami keluar dari jalan tol untuk makan. Setelah makan, Amy mengemudi lagi. Ia tiba di perempatan dengan tanda stop untuk mobil dari arah kami. Entah ia gugup atau tidak memperhatikan atau tidak melihat tandanya tak akan ada yang tahu. Amy terus menerjang perempatan tanpa berhenti. Pengemudi trailer semi-traktor besar itu tak mampu mengerem pada waktunya, dan menabrak kendaraan kami.
Jane langsung meninggal.
Aku selamat hanya dengan sedikit memar. Hal tersulit yang kulakukan adalah menelepon Keluarga White dan memberitakan kecelakaan itu dan bahwa Jane meninggal. Sesakit apa pun perasaanku kehilangan seorang sahabat, aku tahu bagi mereka jauh lebih pedih kehilangan anak. Saat suami-istri White tiba di rumah sakit, mereka mendapatkan dua putri mereka di sebuah kamar.
Kepala dibalut perban; kaki Amy digips. Mereka memeluk kami semua dan menitikkan air mata duka dan bahagia saat melihat putri mereka. Mereka menghapus air mata kedua putrinya dan menggoda Amy hingga tertawa sementara ia belajar menggunakan kruknya. Kepada kedua putri mereka, dan terutama kepada Amy, berulang-ulang mereka hanya berkata,
“Kami gembira kalian masih hidup.”
Aku tercengang. Tak ada tuduhan. Tak ada tudingan.
Kemudian, aku menanyakan Keluarga White mengapa mereka tak pernah membicarakan fakta bahwa Amy yang mengemudi dan melanggar rambu-rambu lalu lintas. Bu White berkata, “Jane sudah tiada, dan kami sangat merindukannya.
Tak ada yang dapat kami katakan atau perbuat yang dapat menghidupkannya kembali. Tapi hidup Amy masih panjang. Bagaimana ia bisa menjalani hidup yang nyaman dan bahagia jika ia merasa kami menyalahkannya atas kematian kakaknya?”
Mereka benar. Amy lulus kuliah dan menikah beberapa tahun yang lalu. Ia bekerja sebagai guru sekolah anak luar biasa. Putrinya sendiri sudah dua, yang tertua bernama Jane. Aku belajar dari Keluarga White bahwa menyalahkan sebenarnya tidak penting. Bahkan, kadang-kadang, tak ada gunanya sama sekali.
Dalam keluargaku, jika ada masalah, menyalahkan orang itu selalu penting. “Siapa yang melakukan ini?” ibuku membentak melihat dapur berantakan. “lni semua salahmu, Katharine,” ayahku berkeras jika kucing berhasil keluar rumah atau mesin cuci piring rusak. Sejak kami kecil, aku dan saudara-saudaraku saling mengadu. Kami menyiapkan kursi untuk si Terdakwa di meja makan. Tapi Keluarga White tidak mencemaskan siapa berbuat apa.
Mereka merapikan yang berantakan dan melanjutkan hidup mereka. Indahnya hal ini kusadari penuh pada musim panas ketika Jane meninggal.
Keluarga White memiliki enam anak: tiga lelaki, tiga perempuan. Satu putranya meninggal saat masih kecil, mungkin karena itulah kelima yang tersisa menjadi dekat.Di bulan Juli, aku dan tiga putri White memutuskan berjalan-jalan naik mobil dari rumah mereka di Florida ke New York. Dua yang tertua, Sarah dan Jane, adalah mahasiswa, dan yang terkecil, Amy, baru menginjak enam belas tahun. Sebagai pemilik SIM baru yang bangga, Amy gembira ingin melatih keterampilan mengemudinya selama perjalanan itu.
Dengan tawanya yang lucu, ia memamerkan SIM-nya kepada siapa saja yang ditemuinya.
Kedua kakaknya ikut mengemudikan mobil pada bagian pertama perjalanan, tapi saat mereka tiba di daerah yang berpenduduk jarang, mereka membolehkan Amy mengemudi. Di suatu tempat di South Carolina, kami keluar dari jalan tol untuk makan. Setelah makan, Amy mengemudi lagi. Ia tiba di perempatan dengan tanda stop untuk mobil dari arah kami. Entah ia gugup atau tidak memperhatikan atau tidak melihat tandanya tak akan ada yang tahu. Amy terus menerjang perempatan tanpa berhenti. Pengemudi trailer semi-traktor besar itu tak mampu mengerem pada waktunya, dan menabrak kendaraan kami.
Jane langsung meninggal.
Aku selamat hanya dengan sedikit memar. Hal tersulit yang kulakukan adalah menelepon Keluarga White dan memberitakan kecelakaan itu dan bahwa Jane meninggal. Sesakit apa pun perasaanku kehilangan seorang sahabat, aku tahu bagi mereka jauh lebih pedih kehilangan anak. Saat suami-istri White tiba di rumah sakit, mereka mendapatkan dua putri mereka di sebuah kamar.
Kepala dibalut perban; kaki Amy digips. Mereka memeluk kami semua dan menitikkan air mata duka dan bahagia saat melihat putri mereka. Mereka menghapus air mata kedua putrinya dan menggoda Amy hingga tertawa sementara ia belajar menggunakan kruknya. Kepada kedua putri mereka, dan terutama kepada Amy, berulang-ulang mereka hanya berkata,
“Kami gembira kalian masih hidup.”
Aku tercengang. Tak ada tuduhan. Tak ada tudingan.
Kemudian, aku menanyakan Keluarga White mengapa mereka tak pernah membicarakan fakta bahwa Amy yang mengemudi dan melanggar rambu-rambu lalu lintas. Bu White berkata, “Jane sudah tiada, dan kami sangat merindukannya.
Tak ada yang dapat kami katakan atau perbuat yang dapat menghidupkannya kembali. Tapi hidup Amy masih panjang. Bagaimana ia bisa menjalani hidup yang nyaman dan bahagia jika ia merasa kami menyalahkannya atas kematian kakaknya?”
Mereka benar. Amy lulus kuliah dan menikah beberapa tahun yang lalu. Ia bekerja sebagai guru sekolah anak luar biasa. Putrinya sendiri sudah dua, yang tertua bernama Jane. Aku belajar dari Keluarga White bahwa menyalahkan sebenarnya tidak penting. Bahkan, kadang-kadang, tak ada gunanya sama sekali.
Golongan Yang Tidak Mencium Bau Surga
Rasululloh SAW bersabda: “Ada dua golongan penghuni neraka yang aku belum pernah melihatnya:
Laki-laki yang tangan mereka menggenggam cambuk yang mirip ekor sapi untuk memukuli orang lain dan wanita-wanita yang berpakaian namun telanjang dan berlenggak lenggok.
Kepalanya bergoyang-goyang bak punuk onta. Mereka itu tidak masuk surga dan tidak pula mencium baunya. Padahal sesungguhnya bau surga itu bisa tercium dari jarak sekian dan sekian.” (HR. Muslim)
Dari hadits di atas jelas bahwa tidak akan mencium bau surga orang yang suka memukul dan wanita-wanita yang mengumbar aurat atau berpakaian seksi. Bayangkan, menciumnya saja tidak bisa apalagi masuk surga. Padahal bau surga itu bisa tercium dari jarak yang sangat jauh.
Oleh karena itu kasihan sekali dengan wanita-wanita Muslim yang senang berpakaian seksi dan tidak mau memakai jilbab. Padahal itu diperintahkan Allah dalam Al Qur’an:
“Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan istri-istri orang-orang mukmin: ‘Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.’ Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal dan oleh karenanya mereka tidak diganggu. Dan ALLOH SWT Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Qs. Al-Ahzab: 59).
Dalam berpakaian, bukan hanya memakai jilbab. Tapi juga menghindari pakaian yang tipis atau ketat yang memamerkan bentuk tubuh.
Hadis riwayat Aisyah RA, bahwasanya Asma binti Abu Bakar masuk menjumpai Rasululloh SAW dengan pakaian yang tipis, lantas Rasululloh SAW berpaling darinya dan berkata:“Hai Asma, seseungguhnya jika seorang wanita sudah mencapai usia haid (akil baligh) maka tak ada yang layak terlihat kecuali ini,” sambil beliau menunjuk wajah dan telapak tangan. (HR. Abu Daud dan Baihaqi).
“Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya..”[An Nuur:31]
Mudah-mudahan perempuan dalam keluarga dan saudara kita tidak termasuk orang-orang yang tidak mencium bau surga.
Laki-laki yang tangan mereka menggenggam cambuk yang mirip ekor sapi untuk memukuli orang lain dan wanita-wanita yang berpakaian namun telanjang dan berlenggak lenggok.
Kepalanya bergoyang-goyang bak punuk onta. Mereka itu tidak masuk surga dan tidak pula mencium baunya. Padahal sesungguhnya bau surga itu bisa tercium dari jarak sekian dan sekian.” (HR. Muslim)
Dari hadits di atas jelas bahwa tidak akan mencium bau surga orang yang suka memukul dan wanita-wanita yang mengumbar aurat atau berpakaian seksi. Bayangkan, menciumnya saja tidak bisa apalagi masuk surga. Padahal bau surga itu bisa tercium dari jarak yang sangat jauh.
Oleh karena itu kasihan sekali dengan wanita-wanita Muslim yang senang berpakaian seksi dan tidak mau memakai jilbab. Padahal itu diperintahkan Allah dalam Al Qur’an:
“Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan istri-istri orang-orang mukmin: ‘Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.’ Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal dan oleh karenanya mereka tidak diganggu. Dan ALLOH SWT Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Qs. Al-Ahzab: 59).
Dalam berpakaian, bukan hanya memakai jilbab. Tapi juga menghindari pakaian yang tipis atau ketat yang memamerkan bentuk tubuh.
Hadis riwayat Aisyah RA, bahwasanya Asma binti Abu Bakar masuk menjumpai Rasululloh SAW dengan pakaian yang tipis, lantas Rasululloh SAW berpaling darinya dan berkata:“Hai Asma, seseungguhnya jika seorang wanita sudah mencapai usia haid (akil baligh) maka tak ada yang layak terlihat kecuali ini,” sambil beliau menunjuk wajah dan telapak tangan. (HR. Abu Daud dan Baihaqi).
“Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya..”[An Nuur:31]
Mudah-mudahan perempuan dalam keluarga dan saudara kita tidak termasuk orang-orang yang tidak mencium bau surga.
Langganan:
Postingan (Atom)